Semua Interaksi dalam Keluarga Bermakna Pendidikan
Dalam kehidupan keluarga, semua titik interaksi antara orang tua dengan anak adalah bagian dari pendidikan. Coba bayangkan sebuah keluarga dengan orang tua yang disiplin, rajin ibadah, rajin bekerja, rapi dalam penampilan, senang silaturahim, memuliakan tamu, bertutur kata sopan, lembut dalam pergaulan, menghormati pasangan, menyayangi anak-anak, merawat rumah dan lingkungan. Maka hampir semua interaksi yang muncul dalam keluarga tersebut akan bermuatan pendidikan kebaikan.
Sebaliknya, bayangkan sebuah keluarga dengan orang tua yang kehidupannya berantakan, malas ibadah, kasar dalam berbicara, senang mengumpat, suka memukul, tidak merawat rumah dan halaman, ruang keluarga dan kamar tidur yang porak poranda, memelihara pertengkaran dengan pasangan, anak yang suka membentak orang tua. Maka hampir semua interaksi yang muncul dalam keluarga tersebut akan bermuatan pendidikan keburukan. Walaupun menyekolahkan anak di sekolah agama, atau pesantren, namun ketika di rumah orang tua memberikan teladan negatif, akan menjadi pendidikan negatif pula bagi anak-anak.
Interaksi pendidikan yang terjadi dalam keluarga tidak boleh terkungkung hanya kepada upaya untuk menghafalkan teori-teori atau mengumpulkan konsep-konsep. Akan tetapi harus sampai kepada dataran pencarian-pencarian makna serta hakikat yang lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman yang utuh akan hakikat kehidupan dan kemanusiaan, tentunya dengan landasan nilai-nilai Ketuhanan.
Sebagai gambaran, orang tua bukan sekedar menemani anak-anak mengerjakan PR matematika dan menghafalkan rumus-rumus kimia, namun pembelajaran dalam rumah itu komprehensif dalam segala sisinya.
Model interaksi yang dibangun dalam keluarga amat menentukan model pendidikan yang terjadi di dalamnya. Keluarga hendaknya memiliki hubungan yang akrab dan intim satu dengan yang lain, karena akan memudahkan untuk proses penyerapan nilai-nilai.
Keluarga yang harmonis, penuh cinta dan kasih sayang sesama anggota keluarga, hubungan yang mesra dengan saling menghormati, saling melengkapi, saling membantu, menjadi modal yang sangat kuat dalam membentuk interaksi pendidikan di dalam keluarga.
Segala sisi yang memungkinkan hasil pendidikan menjadi lebih baik, perlu mendapat perhatian dalam keluarga. Metodologi pendidikan adalah pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang tertinggal dan terabaikan sedikitpun.
Baik jasmani maupun rohani, baik kehidupannya secara fisik maupun kehidupan secara mental, serta segala kegiatannya di bumi ini. Bukan model pendidikan yang mematikan potensi dan memandulkan bakat anak-anak. Bukan model pendidikan yang menguatkan sisi-sisi keburukan dalam diri anak.
Ustadz Cahyadi Takariawan
Konselor ketahanan keluarga, pendiri Wonderful Family Institute.
Foto oleh
Dampak Dosa di Masa Depan
#tsaqofah12-10-2024
Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama. Mungkin 40 tahun kemudian baru dirasakan efeknya.
Menjadi Suami Terbaik
#tsaqofah23-09-2024
Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik dari suami pada istri dan menunjukkan keluhuran akhlak suami.
Pelajaran dari Sebatang Pensil
#tsaqofah23-09-2024
Pelajaran sebatang pensil, banyak perkara dan manfaat yang kita peroleh dari sebatang pensil. Begitu juga seharusnya kehidupan manusia, harus banyak menebar manfaat. Ada lima pelajaran dari sebatang pensil:
Keutamaan Istighfar
#tsaqofah13-08-2024
Ingat! Jangan sampai salah niat dalam beristighfar. Niatkan beristighfar karena ingin bertaubat dan mengharap ridho Allah Ta’ala. Jika niat lurus, Insya Allah, kita akan dikagetkan dengan pemberian-pemberian Allah Ta’ala yang tak terduga-duga.