Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

8 Nasihat Imam Hatim Al-Asham yang Menggugah Hati

Gambar Kosong


Siapa yang tak kenal Imam Hatim Al-Asham (wafat 237 H), seorang ulama besar Khurasan yang mendapat julukan Al-Asham (yang tuli). Beliau tidak tuli, akan tetapi pernah berpura-pura tuli karena ingin menjaga kehormatan orang lain. Nama lengkapnya adalah Abu Abdul Rahman Hatim bin Alwan .


Beliau pernah mengunjungi Baghdad (Irak) dan menetap di kota itu hingga akhir hayatnya. Imam Hatim wafat di Wasyjard, dekat Kota Tarmidz, pada tahun 237 H (852 M). Hatim Al-Asham adalah ulama yang sangat santun dan dikenal dermawan.


Suatu hari, Imam Hatim Al-Asham ditanya oleh sahabatnya, Syaqiq Al-Balkhi, "Engkau telah bersahabat denganku selama 30 tahun, apa yang engkau dapatkan selama ini?" tanya Syaqiq. "Aku telah mendapatkan 8 pelajaran yang kuharapkan dapat menyelamatkanku," jawab Imam Hatim.


Berikut 8 Nasihat Imam Hatim Al-Asham:

1. Sebaik-baik kecintaan adalah yang mau menemani seseorang di dalam kubur dan menghiburnya. Aku tidak mendapatkan yang demikian itu kecuali amal saleh. Oleh karena itu, kujadikan amal saleh sebagai kecintaanku agar dapat menjadi pelita kuburku, menghiburku di dalamnya, dan tidak akan meninggalkanku seorang diri.


2. Kuperhatikan bahwa manusia selalu bersegera dalam memenuhi keinginan nafsunya. Maka, aku bersegera menentang hawa nafsuku dan menyiapkan diri untuk memeranginya. Tidak sekali pun aku ikuti kehendaknya sampai akhirnya ia tunduk dan taat kepada Allah Ta’ala.


3. Aku melihat setiap orang berusaha mencari harta dan kesenangan duniawi, kemudian menggenggamnya erat-erat. Oleh karena itu, kubagi-bagikan penghasilanku kepada kaum fakir miskin agar menjadi simpananku kelak disisi-Nya.


4. Kuperhatikan sebagaian manusia beranggapan bahwa kemuliaan dan kehormatan terletak pada banyaknya harta dan anak, lalu mereka bermegah-megahan dengannya. Lalu ku pilih takwa karena aku yakin bahwa Qur’an itu haq dan benar, sedang pemikiran dan pendapat mereka keliru dan tidak langgeng.


5. Kuperhatikan manusia sering saling menghina dan menggunjing (ghibah). Perbuatan buruk itu ditimbulkan oleh perasaan dengki (hasad) sehubungan dengan harta, kedudukan, dan ilmu. Maka tahulah aku bahwa pembagian itu telah ditentukan oleh Allah Ta’ala sejak di alam azali. Oleh karena itu, aku tidak boleh mendengki siapa pun dan harus rela dengan pembagian yang telah diatur oleh Allah Ta’ala.


6. Kuperhatikan manusia saling bermusuhan satu dengan lainnya karena berbagai sebab dan tujuan. Maka sadarlah aku bahwa aku tidak boleh memusuhi siapa pun kecuali setan.


7. Kuperhatikan setiap orang berusaha keras dan berlebihan dalam mencari makan dan nafkah hidup dengan cara yang menyebabkan mereka terjerumus dalam perkara yang syubhat dan haram, juga dengan cara yang dapat menghinakan diri dan mengurangi kehormatannya. Maka sadarlah aku bahwa sesungguhnya rezeki ada di tangan Allah Ta’ala, dan aku menyibukkan diri dengan ibadah dan tidak meletakkan harapan kepada selain-Nya.


8. Kuperhatikan sebagian orang yang menyandarkan diri pada benda-benda buatan manusia, dinar dan dirham, harta, kekuasaan, dan makhluk. Maka aku pun bertawakal kepada Allah Ta’ala dan mencukupkan diri dengan-Nya, karena ia adalah sebaik-baik Dzat yang bisa kupercaya untuk mengurus dan melindungi semua kepentinganku.

 

Setelah mendengar nasihat Imam Hatim, Syaqiq berkata, "Semoga Allah memberimu taufik. Aku telah membaca Taurat, Injil, Zabur dan Furqan ( Al-Qur'an ). Ternyata semua kitab itu membahas kedelapan persoalan ini. Oleh karena itu, barang siapa mengamalkannya, maka ia telah mengamalkan keempat kitab tersebut."

 

 Foto oleh wirestock dari Freepik.com

Tags: #tsaqofah
POSTINGAN TERBARU
Menjadi Suami Terbaik

23-09-2024

Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik dari suami pada istri dan menunjukkan keluhuran akhlak suami.

Pelajaran dari Sebatang Pensil

23-09-2024

Pelajaran sebatang pensil, banyak perkara dan manfaat yang kita peroleh dari sebatang pensil. Begitu juga seharusnya kehidupan manusia, harus banyak menebar manfaat. Ada lima pelajaran dari sebatang pensil:

Keutamaan Istighfar

13-08-2024

Ingat! Jangan sampai salah niat dalam beristighfar. Niatkan beristighfar karena ingin bertaubat dan mengharap ridho Allah Ta’ala. Jika niat lurus, Insya Allah, kita akan dikagetkan dengan pemberian-pemberian Allah Ta’ala yang tak terduga-duga.

8 Nasihat Imam Hatim Al-Asham yang Menggugah Hati

12-08-2024

Suatu hari, Imam Hatim Al-Asham ditanya oleh sahabatnya, Syaqiq Al-Balkhi, "Engkau telah bersahabat denganku selama 30 tahun, apa yang engkau dapatkan selama ini?" tanya Syaqiq. "Aku telah mendapatkan 8 pelajaran yang kuharapkan dapat menyelamatkanku," jawab Imam Hatim.

Keutamaan Memberi Maaf

19-07-2024

Karena itu, seberapa besar kesakitan yang dialami dan seberapa jahat pun musuh yg dihadapi, mulailah belajar memaafkan. Semakin besar rasa maaf, semakin besarlah jiwa. Semakin besar juga kebahagiaan dan suka cita dalam hati. Sungguh memaafkan adalah berkah.

NurHidayah.ID