Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Aku Tidak Tahu Apakah Ini Baik, atau Buruk Bagiku

Gambar Kosong

Pada suatu masa, tinggalah sepasang ayah dan anak. Sejak awal bersama mereka bercita-cita menjadi pejuang sejati, syahid! Begitu visi hidup mereka. Akhirnya siang malam mereka berlatih berbagai ketangkasan berperang, agar suatu saat ketika terjadi panggilan jihad, mereka siap sedia menyambut seruan. 

Datanglah panggilan yang dinanti, tapi malang, salah satu dari bapak anak ini mengalami musibah. Patahlah kakinya, ayah anak ini akhirnya batal berangkat, hingga berbicaralah kaum, “duhai sungguh kasihan, mereka berjuang dan berlatih siang dan malam, malah jadi tidak berangkat”, begitu kata mereka. Si bapak menjawab dengan tenang, “aku tidak tahu apakah yang terjadi padaku adalah sebuah kebaikan, atau keburukan.”

Tidak patah semangat, setelah sembuh dari cederanya, mereka menjual habis harta benda mereka untuk dibelikan kuda. Sebuah kuda gagah perkasa nan mahal, terbaik di kelasnya. Kaum sampai terkejut dan takjub memandang kegagahannya. Hingga suatu malam sang kuda kabur meninggalkan sang pemilik, ramai lah kaum, berkasak-kusuk dan berkata, “celakalah! Harta kalian habis untuk membeli kuda dan sekarang kuda itu kabur?!” Lagi-lagi sang bapak tenang menjawab, “aku tidak tahu apakah yang terjadi padaku adalah sebuah kebaikan, atau keburukan.”

Malam harinya, terdengar suara berisik, ringikan kuda banyak jumlahnya. Dibukalah pintu dan pasangan ayah dan anak itu mendapati ada pilihan kuda singgah di depan rumah mereka. Kuda mahal yang lepas itu ternyata adalah pemimpin kawanan, dia berlari ke padang rumput, membawa kawanannya bertemu dengan pemilik mereka. Gemparlah kaum dan spontan mereka berkata “Sungguh beruntungnya kalian! Kalian sekarang memiliki kuda yang banyak dan bagus-bagus!” Sekali lagi si bapak hanya berkata dengan tenang, “aku tidak tahu apakah yang terjadi padaku adalah sebuah kebaikan, atau keburukan.”

Hal ini terus berulang, terus berulang dan jawaban dari sang bapak selalu sama, “aku tidak tahu apakah yang terjadi padaku adalah sebuah kebaikan, atau keburukan.” Inilah sebuah wujud kepasrahan dan ketundukan seorang hamba dihadapan Rabbnya. Sebuah usaha untuk terus berhusnuzhan kepada Allah Ta'ala saat terjadi kemalangan, dan usaha menekan rasa sombong saat memperoleh keberuntungan. Bismillah, semoga kita bisa menjadi hamba yang tunduk sujud kepada-Nya, dan senantiasa berprasangka baik atas putusan-Nya.


Foto oleh Mikhail Nilov dari Pexels.

Tags: #tsaqofah
POSTINGAN TERBARU
Dampak Dosa di Masa Depan

12-10-2024

Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama. Mungkin 40 tahun kemudian baru dirasakan efeknya.

Terlena

10-10-2024

Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala, maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena

Menjadi Suami Terbaik

23-09-2024

Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik dari suami pada istri dan menunjukkan keluhuran akhlak suami.

Pelajaran dari Sebatang Pensil

23-09-2024

Pelajaran sebatang pensil, banyak perkara dan manfaat yang kita peroleh dari sebatang pensil. Begitu juga seharusnya kehidupan manusia, harus banyak menebar manfaat. Ada lima pelajaran dari sebatang pensil:

Keutamaan Istighfar

13-08-2024

Ingat! Jangan sampai salah niat dalam beristighfar. Niatkan beristighfar karena ingin bertaubat dan mengharap ridho Allah Ta’ala. Jika niat lurus, Insya Allah, kita akan dikagetkan dengan pemberian-pemberian Allah Ta’ala yang tak terduga-duga.

NurHidayah.ID