Persiapan Anak Menuju Kedewasaan
Kita tidak pernah tahu dimana anak kita akan terlempar ke Bumi bagian apa nanti. Maka izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Sebagai orang tua, janganlah kita memainkan semua peran sebagai seorang ibu, koki, tukang cuci, ayah, supir, tukang ledeng, dan lain-lain. Anda bukan anggota tim SAR! Anak anda tidak dalam keadaan bahaya. Tidak ada sinyal S.O.S! Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.
Anak mengeluh karena mainan puzzle miliknya tidak bisa menyambung menjadi satu, lalu anda berinisiatif, "sini! Ayah bantu!" Tutup botol minum milik anak sedikit susah dibuka, terus anda berkata, "sini! Mama saja!" Tali sepatu anak sulit diikat, kemudian anda membantunya, "sini! Ayah ikatkan!" Anak terciprat sedikit minyak ketika belajar memasak, anda langsung mengganggunya, "sudah sini! Mama aja yang masak!" Kalau proses belajar anak dinganggu seperti ini, kapan anak kita bisa melakukan sesuatu dengan mandiri?
Saat bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, apa yang terjadi ketika bencana benar-benar datang? Inilah pentingya memberikan anak kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri. Kemampuan menangani stress, menyelesaikan masalah, dan mencari solusi merupakan keterampilan atau skill yang wajib dimiliki oleh setiap anak. Skill ini harus dilatih untuk bisa terampil. Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan “simsalabim”!
Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan. Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi, tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak. Walau hal ini tampaknya sepele, tapi apa salahnya kita membantu anak untuk bisa mandiri?
Jika Anda segera bergegas menyelamatkan anak setiap kali mereka berada dalam kesulitan, maka mereka akan menjadi ringkih dan mudah layu. Saat anak merasa sedikit sakit, mereka langsung mengeluh. Ketika anak sudah menikah kemudian cekcok sedikit dengan pasangannya, mereka mendadak meminta untuk cerai. Saat anak mengalami sedikit masalah, mereka tidak kuat lalu menjadi gila. Jika Anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula hal yang sama untuk AQ nya. AQ? Apa itu? ADVERSITY QUOTIENT.
Menurut Paul G. Stoltz, AQ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ untuk menghadapi masalah sehari-hari? Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya.
Ketika anak bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, maka hal tersebut membuat mereka semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika mereka benar-benar tidak sanggup lagi. So, izinkanlah anak Anda melewati kesulitan hidup.
Tidak masalah anak mengalami sedikit luka, sedikit menangis, sedikit kecewa, sedikit telat, dan sedikit kehujanan. Tahan lidah, tangan, dan hati kita sebagai orang tua untuk memberikan bantuan kepada anak. Ajari mereka menangani frustrasi. Kalau Anda sebagai orang tua selalu menjadi ibu peri atau guardian angel, apa yang terjadi jika Anda tidak bernafas lagi esok hari? Bisa-bisa anak anda juga ikut mati.
Sulit memang bagi kita sebagai orang tua untuk tidak mengintervensi di setiap hal yang anak kita alami. Naluri pertama kita tentu adalah melindungi ketika melihat anak sendiri susah, sakit, dan sedih. Jadi, melatih AQ ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orang tua. Kita harus menyadari bahwa hidup tidaklah mudah, masalah akan selalu ada. Maka dari itulah, anak kita harus bisa bertahan, melewati hujan, badai, dan kesulitan yang kadang tidak bisa dihindari. Selamat berjuang untuk mencetak pribadi yang kokoh dan mandiri!
Oleh: Hj. Elly Risman Musa S.Psi.
Psikolog Anak.
Foto oleh cottonbro studio dari Pexels.
Tips Beramal Sesuai Nikmat Pemberian Allah Ta'ala
#tsaqofah14-11-2024
Dalam pandangan Allah Ta'ala, kedudukan seorang hamba di sisi-Nya bukan dinilai dari seberapa banyak nikmat yang telah diberikan kepadanya. Tapi, Allah Ta'ala menilai seorang hamba dari seberapa banyak nikmat itu digunakan untuk menolong agama Allah Ta'ala.
Prestasi dalam Perspektif Islam
#tsaqofah14-11-2024
Banyak orang sibuk menunjukkan prestasinya di hadapan manusia, sampai lupa menunjukkan prestasinya di hadapan Allah Ta'ala. Prestasinya di hadapan Allah Ta’ala mungkin malah hampir nol besar.
Dampak Dosa di Masa Depan
#tsaqofah12-10-2024
Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa Hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama.
Puisi karya Buya Hamka: Terlena
#tsaqofah10-10-2024
Perlu berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar kita bersedia untuk mati? Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala, maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena.
Tips Menjadi Suami Terbaik
#tsaqofah23-09-2024
Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Suami yang membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik kepada istri dan keluhuran akhlak suami.