Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Fastabiqul Khairat

Gambar Kosong

Terkadang hati dan iman kita sedang lemah, sehingga mudah timbul timbul rasa iri dalam diri kita terhadap apa yang diperoleh orang lain dalam hal keduniaan. Mereka bisa segera meraih kenikmatan-kenikmatan dunia, sedangkan kita tidak mendapatkannya karena kesibukan kita dalam menuntut ilmu dan aktivitas dakwah. Lantas hati kita gundah, pijakan kaki kita menjadi goyah dan merasa hidup kita tidak bermakna.

Kita perlu berhenti sesaat dan merenung. Apa sebenarnya yg sedang kita cari? Apa tugas kita di dunia ini? Dalam hal apakah seharusnya kita harus "berlomba"? Fastabiqul khoirot?

Tentu kita berlomba dalam kebaikan, berlomba dengan amal sholih, berlomba dalam "bidang akhirat," dan berlomba meraih Surga. Seperti perlombaan yang Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam lakukan terhadap para sahabat beliau, perlombaan dimana Umar Radhiyallahu ‘anhu merasa tidak pernah mampu mengalahkan Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu.

Maka, kita tidak perlu risau ketika mendengar teman sudah bisa punya rumah dengan membayar KPR. Kita bisa juga membangun rumah di Surga ata membangun dan memakmurkan masjid atau dengan amalan lainnya.

Contoh lain, kita tidak harus berkecil hati ketika mendengar anak tetangga lancar bahasa mandarin dan  bahasa inggris apabila anak kita lancar membaca Al-Qur'an dan mahir  bahasa Arab.

Lalu, hati kita tidak harus galau ketika mendengar teman sudah kuliah S2 atau S3 di Amerika dan Eropa jika kita sudah menghafal sekian juz Al-Quran dan berpuluh-puluh hadits Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam.


Al Hasan Al Bashri mengatakan,

“Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam masalah dunia, maka: unggulilah dia dalam masalah akhirat!”


Wahib bin Al Warid mengatakan,

“Jika kamu mampu untuk mengungguli seseorang dalam perlombaan menggapai ridha Allah Ta’ala, maka: lakukanlah!”


Sebagian salaf mengatakan,

“Seandainya seseorang mendengar ada orang lain yang lebih ta'at pada Allah Ta’ala dari dirinya maka: sudah selayaknya dia sedih karena dia telah diungguli dalam perkara ketaatan.”


Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan menuju kampung akhirat.


Foto oleh Markus Spiske dari Pexels.

Tags: #tsaqofah
POSTINGAN TERBARU
Tips Beramal Sesuai Nikmat Pemberian Allah Ta'ala

14-11-2024

Dalam pandangan Allah Ta'ala, kedudukan seorang hamba di sisi-Nya bukan dinilai dari seberapa banyak nikmat yang telah diberikan kepadanya. Tapi, Allah Ta'ala menilai seorang hamba dari seberapa banyak nikmat itu digunakan untuk menolong agama Allah Ta'ala.

Prestasi dalam Perspektif Islam

14-11-2024

Banyak orang sibuk menunjukkan prestasinya di hadapan manusia, sampai lupa menunjukkan prestasinya di hadapan Allah Ta'ala. Prestasinya di hadapan Allah Ta’ala mungkin malah hampir nol besar.

Dampak Dosa di Masa Depan

12-10-2024

Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa Hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama.

Puisi karya Buya Hamka: Terlena

10-10-2024

Perlu berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar kita bersedia untuk mati? Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala, maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena.

Tips Menjadi Suami Terbaik

23-09-2024

Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Suami yang membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik kepada istri dan keluhuran akhlak suami.

NurHidayah.ID