Pentingnya Memantaskan Diri di Hadapan Allah Ta'ala
Kita seringkali gusar dan gelisah memantaskan diri di hadapan manusia. Apakah saya sudah tampil pantas di depan si A? Apakah dandanan saya layak untuk acara itu? Apakah saya orang baik di mata teman-teman saya?
Saking gusarnya, kadang ada orang yang berhari-hari memikirkannya sampai tidak bisa tidur nyenyak. Hmm, jika sekiranya hal yang sama kita lakukan dalam memantaskan diri di hadapan Allah Ta’ala, sungguh akan damailah bumi ini. Tenteramlah hidup manusia.
Memantaskan diri di hadapan Allah Ta’ala yang Maha Melihat membuat kita berhati-hati dalam bertindak. Kita akan takut berbuat semaunya sendiri dan tidak meremehkan dosa, terutama di saat sedang sendirian. Sebab, dosa terbanyak justru ketika sendirian.
Kita sering memantaskan diri di hadapan manusia, tapi justru tampil berantakan di hadapan Allah Ta’ala. Sayangnya, momen memantaskan diri di hadapan Allah Ta’ala jarang terlihat oleh banyak orang, sehingga banyak orang tertipu dan meremehkannya. Kita lebih sibuk memantaskan diri di hadapan manusia, sebab momen tersebut terlihat nyata dan instan hasilnya.
Akhirnya, ketidak pedulian akan pentingnya memantaskan diri di hadapan Allah Ta’ala akan berujung tragedi. Kita lebih sibuk dengan pencitraan manusia daripada sibuk memperbaiki diri di kala sepi. Seperti firman Allah Ta’ala berikut ini:
وَقِيْلَ الْيَوْمَ نَنْسٰىكُمْ كَمَا نَسِيْتُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۙ وَمَأْوٰىكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ (٣٤) ذٰلِكُمْ بِاَنَّكُمُ اتَّخَذْتُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ هُزُوًا وَّغَرَّتْكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا ۚفَالْيَوْمَ لَا يُخْرَجُوْنَ مِنْهَا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَ (٣٥)
Wa qīlal-yauma nansākum kamā nasītum liqā'a yaumikum hāżā, wa ma'wākumun nāru wa mā lakum min nāṣirīn(a) (34). Żālikum bi'annakumuttakhażtum āyātillāhi huzuwaw wa garratkumul-ḥayātud-dun-yā, fal-yauma lā yukhrajūna minhā wa lā hum yusta‘tabūn(a) (35).
Artinya: "Dan kepada mereka dikatakan, "Pada hari ini, Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini. Tempat kembalimu ialah neraka dan sekali-kali tidak akan ada penolong bagimu. Yang demikian itu karena sesungguhnya kamu telah menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan, dan kamu telah diperdaya oleh kehidupan dunia.” Maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat." (Q.S. Al-Jatsiyah: 34-35).
Wahai diri! Jika ayat di atas tak mampu membuat engkau berubah, maka dengan apa lagi engkau bisa dinasehati? [Satria Hadi Lubis]
Foto oleh Didik dari Puskomdatin YNH.
Tips Beramal Sesuai Nikmat Pemberian Allah Ta'ala
#tsaqofah14-11-2024
Dalam pandangan Allah Ta'ala, kedudukan seorang hamba di sisi-Nya bukan dinilai dari seberapa banyak nikmat yang telah diberikan kepadanya. Tapi, Allah Ta'ala menilai seorang hamba dari seberapa banyak nikmat itu digunakan untuk menolong agama Allah Ta'ala.
Prestasi dalam Perspektif Islam
#tsaqofah14-11-2024
Banyak orang sibuk menunjukkan prestasinya di hadapan manusia, sampai lupa menunjukkan prestasinya di hadapan Allah Ta'ala. Prestasinya di hadapan Allah Ta’ala mungkin malah hampir nol besar.
Dampak Dosa di Masa Depan
#tsaqofah12-10-2024
Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa Hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama.
Puisi karya Buya Hamka: Terlena
#tsaqofah10-10-2024
Perlu berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar kita bersedia untuk mati? Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala, maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena.
Tips Menjadi Suami Terbaik
#tsaqofah23-09-2024
Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Suami yang membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik kepada istri dan keluhuran akhlak suami.