Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Pentingnya Memantaskan Diri di Hadapan Allah Ta'ala

Gambar Kosong

Kita seringkali gusar dan gelisah memantaskan diri di hadapan manusia. Apakah saya sudah tampil pantas di depan si A? Apakah dandanan saya layak untuk acara itu? Apakah saya orang baik di mata teman-teman saya?


Saking gusarnya, kadang ada orang yang berhari-hari memikirkannya sampai tidak bisa tidur nyenyak. Hmm, jika sekiranya hal yang sama kita lakukan dalam memantaskan diri di hadapan Allah Ta’ala, sungguh akan damailah bumi ini. Tenteramlah hidup manusia.


Memantaskan diri di hadapan Allah Ta’ala yang Maha Melihat membuat kita berhati-hati dalam bertindak. Kita akan takut berbuat semaunya sendiri dan tidak meremehkan dosa, terutama di saat sedang sendirian. Sebab, dosa terbanyak justru ketika sendirian.


Kita sering memantaskan diri di hadapan manusia, tapi justru tampil berantakan di hadapan Allah Ta’ala. Sayangnya, momen memantaskan diri di hadapan Allah Ta’ala jarang terlihat oleh banyak orang, sehingga banyak orang tertipu dan meremehkannya. Kita lebih sibuk memantaskan diri di hadapan manusia, sebab momen tersebut terlihat nyata dan instan hasilnya.


Akhirnya, ketidak pedulian akan pentingnya memantaskan diri di hadapan Allah Ta’ala akan berujung tragedi. Kita lebih sibuk dengan pencitraan manusia daripada sibuk memperbaiki diri di kala sepi. Seperti firman Allah Ta’ala berikut ini:


وَقِيْلَ الْيَوْمَ نَنْسٰىكُمْ كَمَا نَسِيْتُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۙ وَمَأْوٰىكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ (٣٤) ذٰلِكُمْ بِاَنَّكُمُ اتَّخَذْتُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ هُزُوًا وَّغَرَّتْكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا ۚفَالْيَوْمَ لَا يُخْرَجُوْنَ مِنْهَا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَ (٣٥)

Wa qīlal-yauma nansākum kamā nasītum liqā'a yaumikum hāżā, wa ma'wākumun nāru wa mā lakum min nāṣirīn(a) (34). Żālikum bi'annakumuttakhażtum āyātillāhi huzuwaw wa garratkumul-ḥayātud-dun-yā, fal-yauma lā yukhrajūna minhā wa lā hum yusta‘tabūn(a) (35).

Artinya: "Dan kepada mereka dikatakan, "Pada hari ini, Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini. Tempat kembalimu ialah neraka dan sekali-kali tidak akan ada penolong bagimu. Yang demikian itu karena sesungguhnya kamu telah menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan, dan kamu telah diperdaya oleh kehidupan dunia.” Maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat." (Q.S. Al-Jatsiyah: 34-35).


Wahai diri! Jika ayat di atas tak mampu membuat engkau berubah, maka dengan apa lagi engkau bisa dinasehati? [Satria Hadi Lubis]


Apakah anda tertarik mendaftarkan anak anda di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Nur Hidayah? Kunjungi saja laman informasi Penerimaan Murid Baru (PMB) kami di tautan berikut ini: PMB SIT Nur Hidayah.


Foto oleh Didik dari Puskomdatin YNH.

Tags: #tsaqofah
POSTINGAN TERBARU
Keutamaan untuk Tidak Menyerah

25-08-2025

Segala yang awalnya susah akan terasa mudah apabila punya keteguhan niat dan kesungguhan untuk mengerjakannya. Jangan dulu bilang susah jika belum dicoba. Jangan dulu menyerah jika masih punya harapan.

Pentingnya Tulus Dalam Bekerja

28-07-2025

Orang yang bekerja tanpa ketulusan pada pekerjaannya ibarat tubuh tanpa jiwa. Jika ingin ringan, janganlah mengurangi pekerjaan, tapi tambahkan ketulusan. Hanya ketulusan yang membuat beban terasa ringan dan kerja terasa sebagai ibadah.

Pentingnya Mindset yang Tepat

18-06-2025

Mindset atau cara pandang yang berbeda ternyata memberikan hasil yang berbeda pula. Jika kita memiliki mindset yang salah, maka kita tidak mau menerima hasilnya. Sedangkan jika kita memiliki mindset yang tepat, maka kita akan bisa menerima hasilnya.

Apakah Sah Sholat Tanpa Membaca Al-Fatihah?

18-06-2025

Al-Fatihah menjadi surat pembuka dalam sholat. Lalu bagaimana jika tidak membacanya? Apakah sholat kita tetap sah? Ada dua pendapat tentang pembahasan ini. Pendapat yang menganggap masih sah dan pendapat yang menganggap tidak sah.

Laki-Laki Penghuni Surga

10-05-2025

“Seperti yang Anda saksikan, aku tidak melakukan amalan apa-apa. Hanya saja, aku tidak punya rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah Ta’ala kepada mereka.”

NurHidayah.ID