Jangan Membuat Musuh Senang
“… sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang lalim." (QS. al-A’raf: 150).
Penggalan ayat di atas adalah nasehat Nabi Harun ‘Alaihis salam kepada saudaranya Nabi Musa ‘Alaihis salam. Beliau berpesan agar tidak melakukan tindakan yang merugikan saudaranya sesama muslim dan membuat gembira musuh Islam. Janganlah pula menyamakan saudaranya sesama muslim dengan orang-orang zalim.
Generasi salaf yang saleh sangat menjaga sikapnya agar tidak membuat musuh Islam senang atas tindakan terhadap saudaranya. Bahkan mereka menjaga perbuatan pribadinya agar tidak membuat musuh Islam gembira.
Disebutkan bahwa Abdullah bin Hudzafah Radhiyallahu ‘anhu pernah ditawan oleh pasukan Romawi dan dipenjarakan di dalam sebuah rumah. Di dalam rumah ini disediakan air minum yang dicampur dengan khamr dan daging babi panggang (bipang), agar menjadi minuman dan makanan tawanan ini. Tetapi Abdullah bin Hudzafah Radhiyallahu ‘anhu tidak mau meminum dan memakannya sampai tiga hari hingga mereka mengeluarkannya dari tahanan karena khawatir mati. Kemudian Abdullah bin Hudzafah Radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Demi Allah, Allah sudah menghalalkan untukku minuman dan makanan itu (karena dalam keadaan terpaksa), tetapi saya tidak ingin membuat musuh-musuh itu senang dengan perbuatanku.”
Siapa yang mengaku pengikut generasi salaf hendaknya mengikuti sikap salah seorang dari generasi salaf ini. Bahkan Al-Quran juga mengajarkan agar orang-orang beriman harus melakukan tindakan dan menunjukkan sikap yang bisa menjengkelkan musuh Islam. Karena menjengkelkan musuh Islam menjadi bagian dari ibadah kepada Allah Ta’ala. Ibnul Qayyim al-Jauziyah di dalam Madarijus Salikin menyebut ibadah ini sebagai “ibadah menjengkelkan musuh” ( عبادة المراغمة). Ibadah ini sangat dicintai Allah Ta’ala. Sebaliknya orang yang membuat musuh Islam senang, karena sikapnya yang membenci dan memusuhi saudaranya sesama muslim, itu sangat dibenci Allah Ta’ala. Firman Allah Ta’ala:
“…Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan di jalan Allah dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. at-Taubah: 120)
Tindakan menyenangkan musuh Islam bisa berupa tindakan yang melemahkan barisan Kaum Muslimin, perkataan-perkataan yang melemahkan semangat Kaum Muslimin, atau tuduhan-tuduhan yang tidak benar tentang saudaranya sesama muslim. Tindakan-tindakan ini disamping berdosa juga bisa membuat musuh senang.
Musuh Islam merasa senang jika melihat Kaum Muslimin saling menuduh, saling mencela, saling mencari kelemahan dan kesalahan, saling melemahkan dan saling bermusuhan. Karena itu, musuh seringkali menebar berbagai fitnah dan berita bohong (hoaks) di kalangan Umat Islam agar terjadi keributan dan permusuhan antar sesama muslim. Lalu, musuh-musuh Islam pun senang melihat kelemahan Kaum Muslimin karena tidak bersatu padu dalam menghadapi mereka. Karena itulah, setiap muslim harus berhati-hati dalam bersikap, berucap, dan bermedsos. Jangan sampai sikapnya membuat musuh Islam merasa senang karena tindakan ini berdosa dan dibenci Allah Ta’ala.
Semoga Allah Ta’ala selalu menjaga sikap-sikap kita sehingga tidak membuat musuh-musuh-Nya merasa senang karena perbuatan-perbuatan kita.
K.H. Aunur Rafiq Saleh, Lc.MA.
Foto oleh pressfoto dari Freepik.
Tips Beramal Sesuai Nikmat Pemberian Allah Ta'ala
#tsaqofah14-11-2024
Dalam pandangan Allah Ta'ala, kedudukan seorang hamba di sisi-Nya bukan dinilai dari seberapa banyak nikmat yang telah diberikan kepadanya. Tapi, Allah Ta'ala menilai seorang hamba dari seberapa banyak nikmat itu digunakan untuk menolong agama Allah Ta'ala.
Prestasi dalam Perspektif Islam
#tsaqofah14-11-2024
Banyak orang sibuk menunjukkan prestasinya di hadapan manusia, sampai lupa menunjukkan prestasinya di hadapan Allah Ta'ala. Prestasinya di hadapan Allah Ta’ala mungkin malah hampir nol besar.
Dampak Dosa di Masa Depan
#tsaqofah12-10-2024
Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa Hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama.
Puisi karya Buya Hamka: Terlena
#tsaqofah10-10-2024
Perlu berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar kita bersedia untuk mati? Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala, maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena.
Tips Menjadi Suami Terbaik
#tsaqofah23-09-2024
Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Suami yang membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik kepada istri dan keluhuran akhlak suami.