Perbedaan Orang Baik dan Penyeru Kebaikan
Sholih artinya orang yang baik dan mushlih artinya penyeru kebaikan. Sholih artinya melakukan kebaikan untuk diri sendiri dan mushlih artinya melakukan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain. Orang yang baik dicintai manusia dan penyeru kebaikan dibenci manusia.
Sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi was allam diutus menjadi rasul, beliau dicintai manusia karena beliau adalah orang baik lagi dipercaya (Al-Amin). Tapi setelah diutus menjadi penyeru kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya: tukang sihir, pendusta, dan orang gila. Pasalnya, penyeru kebaikan dianggap menyingkirkan hawa nafsu manusia dan memperbaikinya dari kerusakan.
Luqman berpesan kepada anaknya agar bersabar saat melakukan perbaikan. Hal ini disebabkan karena anaknya itu nanti akan menghadapi permusuhan dari para pembenci kebaikan (orang yang mempertuhankan hawa nafsu).
"Wahai anakku, kerjakan sholat, perintahkan kebaikan, cegahlah kemungkaran, dan bersabarlah terhadap hal yang menimpamu." (Q.S. Luqman ayat 17).
Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah Ta’ala daripada ribuan orang baik. Melalui penyeru kebaikan itulah, Allah Ta’ala menjaga umat ini. Sedangkan orang baik hanya menjaga dirinya sendiri.
“Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri dengan zalim selama penduduknya adalah penyeru kebaikan...” (Q.S. Hud ayat 117). Allah Ta’ala tidak menyebutkan “…selama penduduknya adalah orang baik…,” tapi “…selama penduduknya adalah penyeru kebaikan… .”
Maka jadilah penyeru kebaikan dan jangan merasa puas hanya menjadi orang baik saja. Sebab penyeru kebaikan (da'i) itu menyelamatkan masyarakat dan dirinya sendiri dari kerusakan dunia dan akhirat.
Sedang orang baik akan membinasakan masyarakat yang dibiarkannya bergelimang kerusakan. sehingga dirinya atau keluarganya cepat atau lambat akan terpengaruh juga dengan kerusakan itu sendiri.
"Dan hendaklah ada di antara kalian yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan melarang dari kemungkaran. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran ayat 104).
Foto oleh Muhammad Adil dari Unsplash.
Tips Beramal Sesuai Nikmat Pemberian Allah Ta'ala
#tsaqofah14-11-2024
Dalam pandangan Allah Ta'ala, kedudukan seorang hamba di sisi-Nya bukan dinilai dari seberapa banyak nikmat yang telah diberikan kepadanya. Tapi, Allah Ta'ala menilai seorang hamba dari seberapa banyak nikmat itu digunakan untuk menolong agama Allah Ta'ala.
Prestasi dalam Perspektif Islam
#tsaqofah14-11-2024
Banyak orang sibuk menunjukkan prestasinya di hadapan manusia, sampai lupa menunjukkan prestasinya di hadapan Allah Ta'ala. Prestasinya di hadapan Allah Ta’ala mungkin malah hampir nol besar.
Dampak Dosa di Masa Depan
#tsaqofah12-10-2024
Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa Hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama.
Puisi karya Buya Hamka: Terlena
#tsaqofah10-10-2024
Perlu berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar kita bersedia untuk mati? Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala, maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena.
Tips Menjadi Suami Terbaik
#tsaqofah23-09-2024
Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Suami yang membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik kepada istri dan keluhuran akhlak suami.