Hikmah Mengapa Banyak Amalan dalam Islam
Salah satu keindahan ajaran Islam yaitu sangat bervariasinya amalan yang disyariatkan. Amalan ibadah dalam Islam itu bermacam-macam dan beragam. Hingga ada seorang ulama besar, Imam Al-Baihaqi yang menuliskan buku macam-macam amalan dalam Islam sebanyak 14 jilid dengan judul "Al-Jami’ Li Syu’abil Iman".
Kenapa Islam menawarkan dan memberikan banyak alternatif amalan? Hal ini karena potensi antara seseorang dengan orang yang lain berbeda. Seperti firman Allah Ta’ala dalam Q.S. Ali Imran: 163 berikut ini:
(هُمْ دَرَجَٰتٌ عِندَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا يَعْمَلُونَ (١٦٣
Hum darajātun ‘indallāh(i), wallāhu baṣīrum bimā ya‘malūn(a).
Artinya: "(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah Ta’ala. Dan Allah Ta’ala Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (Q.S. Ali Imran: 163).
Ada orang yang diberikan kenikmatan harta, maka ia bisa beramal dengan hartanya (misalnya Zakat, Sedekah, Kurban, Umrah, dan Haji).
Ada yang Allah Ta’ala berikan kelebihan ilmu agama atau dunia, maka ia dapat beramal dengan ilmu yang dimilikinya.
Ada yang Allah Ta’ala karuniakan fisik yang kuat, maka ia dapat beramal dengan fisiknya (misalnya Puasa Sunah Daud, Puasa Senin-Kamis, Puasa Ayyamul Bidh, dan Sholat Sunah).
Demikian besarnya rahmat Allah Ta’ala kepada hamba-Nya agar manusia bisa mudah beramal dan masuk Surga dengan potensi yang dimiliki masing-masing.
Meskipun amalan-amalan dalam Islam itu banyak, tetapi amalan-amalan tersebut tidak satu level. Ada amalan yang wajib, ada juga amalan yang sunah. Ibarat bangunan, maka elemen penyusun bangunan itu banyak. Ada yang sifatnya pokok (seperti pondasi, tiang, dan atap), ada yang bersifat pelengkap (seperti ventilasi, perabotan, dan sebagainya).
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
Innallaha qāla man 'ādalī wa liyyan faqad āżantuhu bil ḥarbi, wa mā taqarraba ilayya 'abdi bisyaiin aḥabba ilayya mimmāf taraḍtu 'alaihi, wa mā yazālu 'abdi yataqarrabu ilayya binnawāfili ḥatta uḥibbahu ...
Artinya: "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman: "Barangsiapa memerangi wali (kekasih) Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Kemudian setelah yang wajib tertunaikan, hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunah sehingga Aku mencintainya ..." (H.R. Bukhari).
Foto dari Freepik.
Tips Beramal Sesuai Nikmat Pemberian Allah Ta'ala
#tsaqofah14-11-2024
Dalam pandangan Allah Ta'ala, kedudukan seorang hamba di sisi-Nya bukan dinilai dari seberapa banyak nikmat yang telah diberikan kepadanya. Tapi, Allah Ta'ala menilai seorang hamba dari seberapa banyak nikmat itu digunakan untuk menolong agama Allah Ta'ala.
Prestasi dalam Perspektif Islam
#tsaqofah14-11-2024
Banyak orang sibuk menunjukkan prestasinya di hadapan manusia, sampai lupa menunjukkan prestasinya di hadapan Allah Ta'ala. Prestasinya di hadapan Allah Ta’ala mungkin malah hampir nol besar.
Dampak Dosa di Masa Depan
#tsaqofah12-10-2024
Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa Hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama.
Puisi karya Buya Hamka: Terlena
#tsaqofah10-10-2024
Perlu berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar kita bersedia untuk mati? Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala, maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena.
Tips Menjadi Suami Terbaik
#tsaqofah23-09-2024
Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Suami yang membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik kepada istri dan keluhuran akhlak suami.