Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Batasan Memuji Anak

Gambar Kosong

Pertanyaan:

Assalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh, Bu Wida.

Saya memiliki anak yang berusia 6 tahun. Selama ini, saya sering mendengar saran untuk jangan sering memuji anak. Hal tersebut bisa membahayakan karakternya ketika besar nanti. Semetara itu, saya memang memiliki kebiasaan untuk mengapresiasi sekecil apa pun pencapaian anak. Saya memujinya agar bersemangat melakukan berbagai aktivitas. Saya melakukan hal itu karena banyak pakar parenting dan pendidikan mengatakan bahwa pujian (Secure Attachment) itu penting bagi perkembangan anak. Apakah benar terlalu sering memuji itu kurang baik bagi perkembangan anak? Jika memang kurang baik, bagaimana batasan memuji yang baik bagi perkembangan anak? Terima kasih.


Jawaban:

Wa’alaykumussalam wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Jefrey Young, seorang pakar psikologi, mengatakan bahwa ada lima kebutuhan dasar psikologi anak yakni Secure Attachment (hubungan yang membuat rasa aman), otonomi (kompetensi untuk pembentukan identitas diri), validasi dan ekspresi emosi, spontanitas dan bermain, serta aturan yang adil dan bimbingan untuk mengendalikan diri.


Dari kelima kebutuhan dasar itu, Secure Attachment merupakan kebutuhan dasar anak sebagai bentuk perhatian, penghargaan, dan penerimaaan dari orang tua. Hal itulah yang membuat mereka merasa trust atau percaya dan terlindungi.


Anak yang tidak pernah dipuji orang tua, maka mereka akan memaknai perlakuan tersebut sebagai penolakan dan ancaman yang membuat dirinya merasa tidak terlindungi. Maka, pujian sangat penting bagi mereka. Jika tidak dipenuhi, mereka akan protes dengan berbagai macam perilakunya seperti tidak patuh, membangkang, penyimpangan moral, dan lain sebagainya. Lalu, bagaimana batasan memuji anak? Berikut ini batasannya:


1. Memuji atas proses usaha anak

Setiap orang pasti pernah mengalami gagal dalam melakukan sesuatu, begitu juga anak. Dalam proses belajar, mereka sering kali melakukan kesalahan atau kegagalan. Maka, orang tua harus menghargai prosesnya, bukan hanya menghargai hasil akhirnya. Jika anak hanya dipuji saat berhasil, maka anak bisa melakukan hal yang buruk demi mendapatkan hasil yang terbaik dan mendapat pujian.   


2. Pujian harus jujur

Banyak orang tua yang memuji anak secara tidak jujur. Maksudnya, orang tua sering memuji kelebihan mereka tanpa menjelaskan dimana letak kekurangannya. Hal ini justru membuat mereka terus melakukan kesalahan tanpa mengevaluasi diri dan marah ketika tidak mendapat pujian. 


3. Pujian obyektif

Pujilah anak sewajarnya, tidak berlebihan, dan obyektif. Pujilah tanpa mengada-ada setiap proses yang telah dilalui oleh mereka. Pujian yang obyektif menjadi pujian yang sehat sehingga mereka akan berkembang penuh tanggung jawab serta menghargai orang lain.


Demikian tadi penjelasan tentang batasan memuji anak. Semoga bermanfaat!


Oleh: Widayati Lestari, M.Psi.

Dosen IAIN Salatiga dan Konselor Biro Psikologi Tazkia.


Foto dari Freepik.

POSTINGAN TERBARU
Self Care Itu Penting!

23-04-2025

Self care adalah istilah yang digunakan dalam kesehatan mental mengenai praktik yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional.

Tips Bersikap pada Anak Selective Mutism

10-03-2025

Dalam ilmu psikologi, ini dinamakan Selective Mutism (SM). Ini merupakan kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mampu berbicara saat berada di lingkungan sosial yang belum familiar dengan dirinya.

Tips Menjadi Siswa Proaktif

18-02-2025

Siswa yang proaktif bukan hanya menunggu, tetapi mereka juga akan berusaha untuk mencari solusi, mengatur waktu, dan bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab mereka ya, Sobat.

Mendidik Anak Laki-Laki agar Tangguh

30-01-2025

Mendidik anak laki-laki tentu berbeda dengan mendidik anak perempuan. Anak laki-laki butuh dididik untuk menjadi orang yang tegas, meskipun ada sisi kelembutan yang tetap harus dimiliki anak laki-laki, tanggung jawab, struggle mencari nafkah, dan hal-hal yang berkaitan dengan qowwam laki-laki.

Second Account: Berbahayakah?

16-12-2024

Fenomena second account belakangan ini memang cukup menarik perhatian, terutama Generasi Z seperti kalian. Mengapa fenomena ini terjadi? Ternyata tekanan untuk menampilkan citra diri yang sempurna di media sosial kerap menjadi salah satu alasan.

NurHidayah.ID