Tips Bersikap pada Anak Selective Mutism

Pertanyaan:
Assalaamu'alaykum wa
rahmatullaahi wa barakaatuh, Bu Wida.
Anak saya laki-laki berusia 6 tahun.
Saat ini bersekolah di SD dekat rumah. Secara prestasi akademik, anak saya
bukan termasuk yang tertinggal di sekolah. Hal itu saya lihat dari nilai-nilai raportnya.
Selain itu hampir semua gurunya juga mengatakan secara akademiik anak saya baik-baik
saja. Saat di rumah, anak saya banyak ngobrol, terbuka, pembelajar, serta akrab
dengan keluarga dan anak-anak tetangga. Tapi menurut laporan guru dan
teman-temannya, saat di sekolah anak saya sama sekali tidak mau berbicara. Saya
sendiri merasa bingung karena hal tersebut berkebalikan dengan sikapnya ketika
di rumah. Apa sebenarnya yang terjadi pada anak saya dan bagaimana kami sebagai
orang tua harus menyikapi hal ini?
Jawaban:
Wa'alaykumussalam wa
rahmatullaahi wa barakaatuh, Sobat eNHa.
Berdasarkan apa yang ibu ceritakan,
bisa jadi anak ibu belum memiliki kemampuan berbicara di lingkungan sosial. Dalam
ilmu psikologi, ini dinamakan Selective Mutism (SM). Ini merupakan
kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mampu berbicara saat berada di lingkungan
sosial yang belum familiar dengan dirinya. Bila guru atau temannya mengajak
ngobrol, bukannya anak tidak mau menanggapi dengan mengucapkan kata-kata, tapi
dia akan merespon dengan bahasa tubuh, misalnya mengangguk atau menggeleng. Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua ketika anak berada dalam kondisi itu:
1. Mengenali trauma anak
Salah satu penyebab Selective Mutism bisa jadi karena ada
trauma dalam diri anak yang belum kita kenali, misalnya kita sebagai orangtua
sering memotong anak yang sedang berbicara atau mengajukan pertanyaan. Apalagi
jika hal itu kita lakukan pada saat anak sedang berada pada fase pra sekolah (3-5
tahun). Akhirnya trauma terbawa sampai sekarang. Hal ini perlu orang tua
evaluasi kembali agar diketahui apakah anak mengalami trauma atau tidak. Jika
kita sebagai orang tua ternyata yang menyebabkan trauma itu, maka orang tua
perlu berbenah diri dan minta maaf ke anak.
2. Latih anak agar tidak mengalami kecemasan
Ada beberapa hal yang bisa memicu timbulnya kecemasan pada
anak, seperti bentakan, sedikit-sedikit dilarang, tontonan, atau hal-hal menakutkan
lainnya. Sebagai contoh, anak mendapat kemarahan berlebih dari orang tua saat
melanggar aturan atau melakukan kesalahan. Kecemasan saat melakukan kesalahan
itu membuat anak merasa tidak berdaya. Maka orang tua harus mengubah respon saat
anak melakukan kesalahan dengan mengingatkan dengan bahasa yang santun dan
tidak melukai hati anak.
3. Jangan sering mengecewakan anak
Secara tidak sadar, sering kali orang tua melakukan hal-hal
yang membuat anak mengalami kekecewaan yang mendalam. Misalnya, anak tidak diperhatikan lagi saat punya
adik, orang tua sering berjanji membelikan sesuatu tapi tidak ditepati, atau orang
tua sering memindahkan sekolah anak tanpa memperhatikan kemampuan anak beradapatasi
pada lingkungan baru.
4. Lakukan pendekatan pada anak
Orang tua perlu melakukan pendekatan lebih intens pada anak
yang mengalami Selective Mutism. Bisa dengan bermain bersama, menggambar, main musik,
dan lainnya sambil mengajak teman-temannya agar ia merasa bahwa banyak orang
yang mencintainya.
5. Tunjukkan kita faham kondisinya
Jangan memaksa anak agar cepat beradaptasi dengan lingkungan
baru. Orang tua perlu menunjukkan empati pada anak terhadap apa yang sedang ia
rasakan. Perlu juga orang tua menyampaikan hal ini kepada guru-guru di sekolah
agar bisa memahami kondisi anak. Anak dengan kondisi Selective Mutism butuh
dukungan dari orang-orang sekitar dalam berlatih beradaptasi di lingkungan
baru.
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua dalam
menghadapi anak yang mengalami Selective Mutism. Semoga bermanfaat!
Oleh: Widayati Lestari, M.Psi.
Dosen IAIN Salatiga dan Konselor
Biro Psikologi Tazkia.
Foto oleh jcomp dari freepik
Self Care Itu Penting!
#konsultasi psikologi23-04-2025
Self care adalah istilah yang digunakan dalam kesehatan mental mengenai praktik yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional.
Tips Bersikap pada Anak Selective Mutism
#konsultasi psikologi10-03-2025
Dalam ilmu psikologi, ini dinamakan Selective Mutism (SM). Ini merupakan kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mampu berbicara saat berada di lingkungan sosial yang belum familiar dengan dirinya.
Tips Menjadi Siswa Proaktif
#konsultasi psikologi18-02-2025
Siswa yang proaktif bukan hanya menunggu, tetapi mereka juga akan berusaha untuk mencari solusi, mengatur waktu, dan bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab mereka ya, Sobat.
Mendidik Anak Laki-Laki agar Tangguh
#konsultasi psikologi30-01-2025
Mendidik anak laki-laki tentu berbeda dengan mendidik anak perempuan. Anak laki-laki butuh dididik untuk menjadi orang yang tegas, meskipun ada sisi kelembutan yang tetap harus dimiliki anak laki-laki, tanggung jawab, struggle mencari nafkah, dan hal-hal yang berkaitan dengan qowwam laki-laki.
Second Account: Berbahayakah?
#konsultasi psikologi16-12-2024
Fenomena second account belakangan ini memang cukup menarik perhatian, terutama Generasi Z seperti kalian. Mengapa fenomena ini terjadi? Ternyata tekanan untuk menampilkan citra diri yang sempurna di media sosial kerap menjadi salah satu alasan.