Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Awas, Waspada LGBT!

Gambar Kosong

Pertanyaan:

Assalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh, Ustadzah Tika.

Saya pernah melihat teman saya laki-laki namun berperilaku yang berlebihan kepada sesama laki-laki. Saya berpikir, apakah betul itu hanya sebatas bermain? Tetapi menurut saya sebagai seorang laki-laki, perilaku tersebut tidak wajar dan tidak semestinya. Sebagai teman, saya harus bagaimana, Ustadzah?


Jawaban:

Wa’alaykumussalam wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Sobat, apakah kalian juga pernah memiliki teman yang memiliki indikasi penyuka sesama jenis? Kalau ada, hati-hati, ya, Sobat! Ustadzah akan sedikit jelaskan tentang perilaku LGBT. LGBT kepanjangan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Perilaku ini dilaknat oleh Allah Ta’ala.  


Dalam dunia psikologi, LGBT juga disebut sebagai penyakit gangguan mental yang menular (penelitian studi kasus pelaku gay). Dengan waktu yang cepat, perilaku mereka bisa menular ke orang lain. LGBT bisa menyerang siapa saja. Tetapi kalau kalian punya pertahanan dan akidah yang lurus, kalian Insya Allah tidak akan terbawa ke dalam LGBT.


Jika kalian menemui teman atau orang di lingkungan sekitarmu memiliki indikasi berperilaku LGBT, lakukan hal-hal sebagai berikut:


1. Cari informasi yang benar

Pastikan bahwa orang yang kita curigai benar-benar memiliki ciri-ciri perilaku orang yang terindikasi LGBT. Jangan sampai menuduh tanpa bukti, apalagi menyebar berita hoax. Cari informasi valid dari orang-orang terdekat mengenai perilaku keseharian mereka.


2. Konsultasikan dan laporkan kepada pihak yang berwenang

Jika sudah menemukan bukti, maka ceritakanlah kepada orang yang berwenang, misalnya orang tua, wali kelas, musyrif/musyrifah (pendamping asrama), atau guru BK. Harapannya, jika hal tersebut sudah dikonsultasikan dan dilaporkan, maka akan ada penanganan tindak lanjut dari pihak berwenang terhadap pelaku. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pelaku.


3. Berikan pemahaman dan kesadaran

Beranikan diri untuk mengobrol dengan para pelaku. Cobalah untuk berdiskusi dan berikan pemahaman serta kesadaran akan bahaya dari perilaku yang dia lakukan. Jangan langsung meng-judge LGBT. Pelan-pelan saja, asalkan dia mau diajak untuk bertobat dan berubah.


4. Ajak pelaku ke dalam lingkungan positif

Pelaku tersebut jangan dijauhi, tetapi bantu mereka menjauhkan diri dengan lingkungan yang memengaruhi mereka masuk ke dunia LGBT. Ajaklah mereka aktif berkegiatan di lingkungan positif, misalnya tadarus ke masjid, mengajar TPA, ikut organisasi sekolah, organisasi boarding, dan lain sebagainya.


Selain itu, dukungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku mereka. Tapi jika temanmu anak boarding, usahakan ada komunikasi intens terkait perkembangan perilaku pelaku kepada keluarga serta harus ada penguatan keluarga meski jarak jauh.


Semoga kita selalu waspada dan dijauhkan dari LGBT, ya, Sobat! Aamiin. Semoga bermanfaat!


Oleh: Ustadzah Dewi Mustikawati, S.Pd.

Guru Bimbingan dan Konseling SMP IT Nur Hidayah Surakarta.


Foto oleh Freepik.

POSTINGAN TERBARU
Self Care Itu Penting!

23-04-2025

Self care adalah istilah yang digunakan dalam kesehatan mental mengenai praktik yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional.

Tips Bersikap pada Anak Selective Mutism

10-03-2025

Dalam ilmu psikologi, ini dinamakan Selective Mutism (SM). Ini merupakan kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mampu berbicara saat berada di lingkungan sosial yang belum familiar dengan dirinya.

Tips Menjadi Siswa Proaktif

18-02-2025

Siswa yang proaktif bukan hanya menunggu, tetapi mereka juga akan berusaha untuk mencari solusi, mengatur waktu, dan bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab mereka ya, Sobat.

Mendidik Anak Laki-Laki agar Tangguh

30-01-2025

Mendidik anak laki-laki tentu berbeda dengan mendidik anak perempuan. Anak laki-laki butuh dididik untuk menjadi orang yang tegas, meskipun ada sisi kelembutan yang tetap harus dimiliki anak laki-laki, tanggung jawab, struggle mencari nafkah, dan hal-hal yang berkaitan dengan qowwam laki-laki.

Second Account: Berbahayakah?

16-12-2024

Fenomena second account belakangan ini memang cukup menarik perhatian, terutama Generasi Z seperti kalian. Mengapa fenomena ini terjadi? Ternyata tekanan untuk menampilkan citra diri yang sempurna di media sosial kerap menjadi salah satu alasan.

NurHidayah.ID