Menyelamatkan Rumah Tangga Saat di Ujung Prahara
Coba bayangkan kehidupan sepasang insan yang selalu bahagia, tiada masalah, jauh dari perselisihan, tanpa pertengkaran, dan tanpa pernah saling menyakiti. Mungkin kehidupan seperti itu bisa terwujud di surga yang hanya ada cinta yang tak pernah layu dan kemesraan tak pernah usang. Adapun biduk rumah tangga di dunia, jangan dibayangkan tidak akan berhembus badai masalah. Masalah dalam rumah tangga adalah keniscayaan. Lalu, apa yang harus dilakukan pasangan saat badai menerpa?
Kingkin Anida, seorang konselor keluarga, menjelaskan saat badai menggoyahkan rumah tangga, suami-istri harus bergegas mendekat ke Allah Ta’ala dengan semakin memperbanyak beribadah dan bermunajat kepada Allah Ta’ala hingga terbuka tabir dan nampak jelas alasan mengapa masalah itu terjadi. Setelah itu, barulah kita mengungkapkan ganjalan yang kita rasakan kepada pasangan dan berharap ia bisa berubah.
Kingkin, begitu sapaan akrabnya, jika belum menemukan titik temunya, maka baiknya jaga jarak dulu dengan pasangan. “Kalau saya,” kata Kingkin, “Saya akan melakukan perjalanan sendiri ke suatu tempat untuk menjernihkan fikiran dan hati. Hal ini juga pernah difirmankan Allah Ta’ala pada Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Yakni saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedih, Allah Ta’ala memperjalankan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.”
“Menurut pengalaman saya, perjalanan ini sangat manjur untuk mengobati sakit hati, kesedihan, dan kekecewaan apabila dalam perjalanan tersebut diiringi dengan dzikir dan berdoa agar perjalanan itu bisa menjadi terapi hati. Insya Allah, Allah Ta’ala akan mengirimkan kejadian-kejadian yang menjadi bagian dari penyelesaian. Lebih baik lagi jika perjalanan ini diawali dengan sholat hajat,” ujar ibu delapan anak ini.
Kingkin melanjutkan, setelah hati dan fikiran tenang dengan melakukan perjalanan, barulah membangun komunikasi kembali bersama pasangan. Harus tetap menggunakan pola komunikasi yang tetap hormat dan menunjukkan bahwa kita juga ada salah. Pastinya tidak mudah melakukan ini, tapi kalau kita mau menurunkan ego dan amarah dengan memulai pembicaraan lebih dulu, di situlah jalan diskusi damai mulai terbuka lebar.
“Jika sudah diskusi dan pasangan masih sulit dinasehati, tugas kita hanyalah mendoakannya agar Allah Ta’ala menghadirkan orang lain untuk menasehatinya. Inilah uniknya pola komunikasi muslim, yakni dengan selalu melibatkan Allah Ta’ala dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Jika segala upaya telah dilakukan, tapi belum ada titik temu, diam adalah solusi terakhir dari pemecahan konflik tersebut. Biar Allah Ta’ala yang memunculkan solusinya,” kata Kingkin. [Noviana Sari]
Foto oleh Pavel Danilyuk dari Pexels.
Ciri-Ciri Generasi Lemah
#parenting28-10-2024
Surat An-Nisa ayat 9 merupakan peringatan bagi para orang tua yang seharusnya takut jika meninggalkan generasi yang lemah (Dzurriyyatan dhi'aafan). Kata "Dhi'aafan" berasal dari kata dasar "Dho'ifan" yang artinya lemah secara psikis.
Cara Berkomunikasi dengan Anak
#parenting17-10-2024
Akar permasalahan anak yang susah dinasehati adalah pola komunikasi yang kurang tepat dari orang tua ke anak. Lalu, bagaimana sebenarnya pola komunikasi orang tua ke anak yang tepat menurut Islam?
Long Distance Marriage dalam Islam
#parenting28-09-2024
Dalam pernikahan, sering kali ada pasangan yang dihadapkan dengan kondisi harus tinggal berjauhan atau dalam istilah kekinian disebut LDM (Long Distance Marriage). Lalu, bagaimana Islam memandang LDM?
Penyebab Perselingkuhan
#parenting25-09-2024
Di zaman modern ini, kasus perselingkuhan semakin meningkat. Pelakunya pun sudah tidak hanya dari pihak laki-laki saja, tapi juga dari pihak wanita. Apa yang salah Sebenarnya pada keluarga-keluarga modern saat ini hingga mudah berpaling dari pasangan?
Tips Agar Anak Tidak Terdampak Pasca Perceraian
#parenting29-08-2024
Paska orang tua bercerai, kondisi rumah akan berubah. Perubahan yang tidak lagi dilandasi adab-adab akan berdampak pada anak-anak. Mereka menjadi lebih sensitif, baper, mudah tersinggung, dan mudah marah. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?