Meredam Sikap Egois
Dalam kamus bahasa Indonesia, egois berarti tingkah laku yang didasarkan atas dorongan untuk keuntungan diri sendiri dari pada untuk kesejahteraan orang lain. Tak jarang keegoisan seseorang membuat orang lain menjadi benci pada orang tersebut, bahkan tidak sedikit pula yang memusuhinya. Ketika awal mula berteman, sifat keegoisannya belum kelihatan, tetapi setelah lama-kelamaan akhirnya tahu juga bahwa sang teman mempunyai sifat egois. Akibatnya, banyak yang memutuskan untuk menjaga jarak atau memilih tidak lagi berteman.
Coba kita bayangkan jika keegoisan tumbuh dalam sebuah keluarga. Biasanya, saat masih menjadi suami-istri baru, sifat egois tidak kelihatan, tetapi seiring berjalannya waktu akhirnya kelihatan juga. Jika tidak pintar dalam menyikapinya, bisa dipastikan hubungannya tidak bertahan lama, dan berakhir dengan perceraian.
Sikap egois bisa kita temukan dimana pun, lebih tepatnya adalah dalam kehidupan kita sehari-hari. Adapun Ciri-ciri orang yang egois yitu sebagai berikut:
1. Mendustakan ayat-ayat Allah Ta’ala
Orang yang mengaku muslim (orang Islam) tetapi tidak melaksanakan perintah-perintah Allah Ta’ala maka termasuk ke dalam orang-orang egois. Pengertian egois yang dimaksud di sini, yaitu mereka egois pada dirinya sendiri dan seolah tidak peduli dengan pahala dan ancaman Allah Ta’ala. Padahal akibat keegoisan mereka, Allah Ta’ala memberikan sebuah peringatan melalui tentara-tentaranya. Misalnya saja Allah Ta’ala mengirimkan tentara air, tanah, angin, dan sebagainya. Sehingga timbullah banjir, angin puting beliung, longsor, gempa bumi dan lainnya.
2. Ingin menang sendiri
Soal menang dan kalah dalam sebuah pertandingan adalah hal yang lumrah. Hal ini menjadi bermasalah saat ada orang yang ingin menang sendiri, tidak mau kalah. Untuk apa menang kalau curang, menang seperti ini sama saja kalah. Tentu, kemenangan sesungguhnya adalah menang yang diperoleh dengan cara jujur, tentu cara seperti ini lebih terhormat. Akibat sifat ingin menang sendiri inilah, biasanya seseorang dijauhi serta di musuhi teman-temannya. Orang yang ingin menang sendiri biasanya tidak peduli dengan apa yang ia lakukan, walaupun itu sebetulnya salah.
3. Suka mengatur, tapi tidak mau diatur
Seorang pemimpin dituntut untuk mampu memimpin bawahannya. Tetapi, masa menjadi seorang pemimpin itu ada batas dan jangka waktunya. Ketika menjadi seorang pemimpin, seseorang bisa mengatur anggotanya seperti apa yang diinginkan. Tetapi saat masa jabatannya habis lalu orang tersebut kembali menjadi anggota, maka dia harus siap diatur pemimpin yang baru. Sama seperti dirinya mengatur saat menjadi pimpinan. “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS. al-Ahzab [33]: 36).
Saat ini, banyak sekali kita temukan orang-orang yang siap memimpin tetapi tidak siap dipimpin. Ketika ia sudah tidak lagi memegang jabatan sebagai pemimpin, ia pun memilih keluar. Inilah potret yang saat ini terjadi dan sudah membudaya. Akhirnya, antar saudara menjadi bermusuhan dan saling menjatuhkan satu sama lain.
4. Keras Kepala
Keras kepala identik dengan sebutan kepala batu, artinya isi kepalanya sangat keras sehingga sangat sulit untuk dihancurkan. Orang berkepala batu yaitu orang yang tidak bisa menerima masukan dari orang lain. Orang yang berkepala batu biasanya berpasangan dengan muka tembok dan keras hati. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Maukah aku beritakan kepada kalian tentang penghuni surga? Para sahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam), lalu beliau berkata: “(Penghuni surga adalah) orang-orang yang lemah lagi direndahkan oleh orang lain, kalau dia bersumpah (berdo’a) kepada Allah Ta’ala, niscaya Allah Ta’ala kabulkan do’anya. Maukah Aku beritakan kepada kalian tentang penghuni neraka? Para sahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam), lalu beliau berkata: “(Penghuni neraka adalah) orang-orang yang keras kepala, berbuat semena-mena (kasar), lagi sombong”. (HR. Bukhori & Muslim)
Walaupun begitu, sifat egois ini memeliki kemungkinkan untuk diatasi dan dihilangkan. Berikut ini ada beberapa tips untuk menghilangkan sifat egois:
1. Selalu berpikiran baik (husnudzhon) pada orang lain, jangan biarkan pikiran negatif masuk kepikiranmu.
2. Jangan suka membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.
3. Kembangkan empati kita pada orang lain.
4. Kembangkan sikap melayani dan mendahulukan kepentingan orang lain.
5. Perbanyaklah senyum, ingat selalu bahwa senyum itu ibadah.
Semoga kita bisa mengamalkan tip-tips tersebut, sehingga kita dapat menghilangkan sikap egois yg ada di dalam diri kita. Aamiin.
Foto oleh gpointstudio dari Freepik.
Tips Beramal Sesuai Nikmat Pemberian Allah Ta'ala
#tsaqofah14-11-2024
Dalam pandangan Allah Ta'ala, kedudukan seorang hamba di sisi-Nya bukan dinilai dari seberapa banyak nikmat yang telah diberikan kepadanya. Tapi, Allah Ta'ala menilai seorang hamba dari seberapa banyak nikmat itu digunakan untuk menolong agama Allah Ta'ala.
Prestasi dalam Perspektif Islam
#tsaqofah14-11-2024
Banyak orang sibuk menunjukkan prestasinya di hadapan manusia, sampai lupa menunjukkan prestasinya di hadapan Allah Ta'ala. Prestasinya di hadapan Allah Ta’ala mungkin malah hampir nol besar.
Dampak Dosa di Masa Depan
#tsaqofah12-10-2024
Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa Hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama.
Puisi karya Buya Hamka: Terlena
#tsaqofah10-10-2024
Perlu berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar kita bersedia untuk mati? Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala, maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena.
Tips Menjadi Suami Terbaik
#tsaqofah23-09-2024
Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Suami yang membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik kepada istri dan keluhuran akhlak suami.