Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Tahapan Membangun Projek Keluarga

Gambar Kosong


Berkeluarga bukan hanya untuk memuaskan nafsu syahwat semata. Tapi ada tujuan mulia yaitu mencetak pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa (
lil muttaqina imama). Dalam mencapai tujuan mulia itu, sebuah keluarga harus mempunyai visi-misi kebaikan. Tapi sebelum menjalankan visi-misi tersebut, suami-istri haruslah harmonis. Suami istri yang harmonis akan lebih mudah menyamakan visi dan misi keluarga.


Visi dan misi sebuah keluarga akan terlihat dari perbincangan dalam keluarga. Ada keluarga yang perbincangannya seputar urusan duniawi, misalnya jalan-jalan, kuliner, shoping, dan lain sebagainya. Tapi ada juga keluarga yang obrolannya seputar urusan akhirat, misalnya ibadah, tilawah, muraja’ah, puasa, dan lain sebagainya. Perbincangan inilah yang secara sadar atau tidak menjadi visi-misi keluarga yang akan melahirkan projek keluarga.


Dalam proses menuju projek keluarga, ada tiga tahapan rumah yang harus dilalui:


1. Rumah sebagai al ma’wa (tempat yang menyenangkan)

Tantangan rumah di era modern ini adalah serumah tapi tak sejiwa, berkumpul tapi tak terkoneksi. Tinggal bersama tapi tak bertegur sapa. Ada juga yang rumahnya bak terminal yang hanya numpang transit saja. Rumah yang membuat penghuninya tidak ingin cepat-cepat pulang adalah tanda rumah yang tercabut fungsi keamanan dan kenyamanannya.


2. Rumah sebagai al madrasah (pusat pembelajaran)

Jangan jadikan rumah hanya untuk kegiatan yang asyik-asyik saja, tapi tak punya nilai (value). Sejatinya pendidikan berawal dari dalam rumah, bukan dari sekolah. Jadi, jika ada yang bertanya sekolah apa yang bagus? Sebenarnya semua sekolah bagus, tapi belum tentu semua sekolah cocok dengan nilai (value) keluarga kita. Maka perlu memilih sekolah sesuai roadmap keluarga. Sekolah hanyalah support system dari roadmap keluarga. Pastikan anak-anak memiliki kenangan dalam pendidikan di rumah.


3. Rumah sebagai al markaz (pusat projek kebaikan)

Puncak dari keluarga yang mempunyai visi surga ialah memiliki amal sholih yang turun-menurun sampai anak cucu. Kita bisa belajar dari keluarga Nabi Ismail yang memiliki projek pembangunan ka’bah. Awalnya, pondasi ka’bah dibangun oleh Nabi Adam, lalu diteruskan oleh keluarga Nabi Ismail. Kita bisa meniru keluarga Nabi Ismail dengan membangun projek yang bermanfaat bagi banyak orang dan menjadi amal jariyah keluarga walaupun sudah meninggal, misalnya membangun taman baca, masjid, sekolah, dan lain sebagainya.  

 

Demikianlah tahapan-tahapan dalam membangun projek-projek kebaikan dalam keluarga. Semoga keluarga kita semua bisa mengaplikasikannya. Aamiin. Wallahu’alam bi shawab. [Bendri Jaisyurrahman]

 

Sumber: Kanal Youtube ‘Fit Pro Mindset’


Foto oleh rawpixel.com dari Freepik.


 

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
Tips Menjadi Ibu yang Nyaman Bagi Anak

13-02-2025

Seorang anak pasti ingin memiliki ibu yang memberikan kenyamanan. Ibu yang selalu ada untuk anak dan siap mendengar keluh kesahnya sehingga rumah menjadi tempat paling tenang bagi anak.

Dampak Orang Tua Kasar pada Anak

12-02-2025

Setiap orang tua pasti ingin kebaikannya selalu dikenang oleh anak. Maka orang tua perlu berlaku lemah lembut pada anak. Sejatinya, setiap manusia senang dengan kelembutan. Begitu pula dengan anak-anak.

Kebiasaan Orang Tua yang Merusak Jiwa Anak

30-01-2025

Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik serta sehat fisik dan jiwanya. Tapi sering kali para orang melakukan hal-hal yang justru merusak jiwa anak. Apa saja itu? Konselor parenting dan keluarga, Ustad Bendri Jaisyurrahman menjelaskan bahwa ada kebiasaan-kebiasaan orang tua yang bisa merusak jiwa anak, antara lain:

Tahapan Membangun Projek Keluarga

30-01-2025

Dalam proses menuju projek keluarga, ada tiga tahapan rumah yang harus dilalui.

Pentingnya Ibu Dekat dengan Anak Perempuannya

31-12-2024

Penting sekali para ibu menjadi bestie bagi anak perempuannya. Jika sudah menjadi bestie, maka ibu akan menjadi role model bagi anak perempuan dalam banyak hal seperti cara berpakaian, berbicara, dan bersikap.

NurHidayah.ID