Tahapan Membangun Projek Keluarga

Berkeluarga bukan hanya untuk memuaskan nafsu syahwat semata. Berkeluarga memiliki tujuan mulia yaitu mencetak pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa (lil muttaqina imama). Dalam mencapai tujuan mulia itu, sebuah keluarga harus mempunyai visi dan misi kebaikan. Sebelum menjalankan visi dan misi tersebut, suami dan istri haruslah harmonis. Suami dan istri yang harmonis akan lebih mudah menyamakan visi dan misi keluarga.
Visi dan misi sebuah keluarga akan terlihat dari perbincangan dalam keluarga. Ada keluarga yang perbincangannya seputar urusan duniawi, misalnya jalan-jalan, kuliner, shopping, dan lain sebagainya. Tapi, ada juga keluarga yang obrolannya seputar urusan Akhirat, misalnya ibadah, Tilawah, Muraja’ah, Puasa, dan lain sebagainya. Perbincangan inilah yang secara sadar atau tidak menjadi visi dan misi keluarga yang akan melahirkan proyek keluarga.
Dalam proses membangun proyek keluarga, ada tiga tahapan rumah yang harus dilalui:
1. Rumah sebagai Al-Ma’wa (tempat yang menyenangkan)
Tantangan keluarga di era modern ini adalah serumah tapi tak sejiwa, berkumpul tapi tak terkoneksi, tinggal bersama tapi tak bertegur sapa. Ada juga yang rumahnya bak terminal, hanya numpang transit saja. Rumah yang membuat penghuninya tidak ingin cepat-cepat pulang adalah tanda rumah yang tercabut fungsi keamanan dan kenyamanannya.
2. Rumah sebagai Al-Madrasah (pusat pembelajaran)
Jangan jadikan rumah hanya untuk kegiatan yang asyik-asyik saja, tapi tak punya nilai (value). Pastikan anak-anak memiliki kenangan dalam pendidikan di rumah. Sejatinya, pendidikan berawal dari dalam rumah, bukan dari sekolah. Jadi, jika ada yang bertanya sekolah apa yang bagus, maka jawabannya adalah semua sekolah bagus, tapi belum tentu semua sekolah cocok dengan nilai (value) keluarga kita. Maka, kita perlu memilih sekolah yang sesuai road map keluarga. Sekolah hanyalah support system dari road map keluarga.
3. Rumah sebagai Al-Markaz (pusat projek kebaikan)
Puncak dari keluarga yang mempunyai Visi Surga ialah memiliki amal sholih yang turun-menurun sampai anak dan cucu. Kita bisa belajar dari keluarga Nabi Ismail 'Alaihissalam yang memiliki proyek pembangunan Ka’bah. Awalnya, pondasi Ka’bah dibangun oleh Nabi Adam 'Alaihissalam, lalu diteruskan oleh keluarga Nabi Ismail 'Alaihissalam. Kita bisa meniru keluarga Nabi Ismail 'Alaihissalam dengan membangun proyek yang bermanfaat bagi banyak orang dan menjadi amal jariyah keluarga walaupun sudah meninggal. Proyek tersebut bisa berupa pembangunan taman baca, masjid, sekolah, dan lain sebagainya.
Demikianlah tahapan-tahapan dalam membangun proyek-proyek kebaikan dalam keluarga. Semoga keluarga kita semua bisa mengaplikasikannya. Aamiin. Wallahu’alam bi shawab. [Bendri Jaisyurrahman]
Sumber: Kanal Youtube "Fit Pro Mindset".
Apakah anda tertarik mendaftarkan anak anda di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Nur Hidayah? Kunjungi saja laman informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kami di tautan berikut ini: PPDB SIT Nur Hidayah.
Foto oleh rawpixel.com dari Freepik.
Pahami "Bahasa Kasih" Anak
#parenting23-08-2025
Mengapa kadang anak terlihat tak nyaman, mudah ngambek, atau bahkan menunjukkan perilaku yang menyimpang? Jawabannya bisa terletak pada sesuatu yang sederhana namun sering terabaikan: bahasa kasih.
5 Kunci Komunikasi Islami dengan Anak
#parenting16-07-2025
Salah satu kunci keberhasilan orang tua terletak pada komunikasi yang tepat dengan anak. Dalam ajaran Islam, komunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan, namun juga membangun hati, karakter, dan masa depan anak.
Pentingnya Ibu Hamil untuk Bahagia
#parenting26-06-2025
Ibu yang hamil wajib dan berhak bahagia selama hamil. Ibu yang bahagia akan melahirkan anak yang bahagia pula. Jika sang ibu selama kehamilan ibu terlalu stres, kecapekan, dan banyak beban pikiran, maka hal tersebut akan berpengaruh ke janin.
Tips Menjadi Ayah Hebat saat LDR
#parenting25-06-2025
Seorang ayah yang LDR harus memenuhi dua hal yang menjadi kebutuhan anak. Khusus untuk ayah yang LDR, dua hal itu bisa diberikan melalui bantuan teknologi seperti teks WhatsApp, voice note, telepon, atau video call.
Mendidik Adalah Tugas Orang Tua
#parenting27-05-2025
Di Indonesia, masih banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan sepenuhnya pada sekolah.