Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Malu, Pondasi Dasar Pendidikan Seksualitas

Gambar Kosong


Pastinya setiap orang tua khawatir dengan pergaulan anak-anaknya. Takut anaknya terjerumus ke dalam pergaulan bebas atau menjadi korban dari orang-orang yang memiliki penyimpangan seksual. Akhirnya para orang tua berbondong-bondong memberikan edukasi tentang pendidikan seks. Padahal sebelum pendidikan seks, ada hal yang lebih penting yang perlu disampaikan kepada anak. Apa itu? Yaitu pendidikan seksualitas. Sekilas mirip, tapi keduanya memiliki perbedaan.


Konselor parenting dan keluarga, Ustad Bendri Jaisyurrahman menjelaskan perbedaan antara pendidikan seks dan seksualitas. Jika pendidikan seks hanya terbatas pada organ reproduksi. Sedangkan pendidikan seksualitas berbicara tentang kepribadian atau dalam Islam sering disebut tarbiyah jinsiyah yang mengatur bagaimana harus bertutur dan bersikap dengan lawan jenis.


Menurut Ustad Bendri, salah satu fokus pendidikan seksualitas adalah tentang rasa malu. Penting sekali menanamkan rasa malu pada diri anak. Rasa malu ini merupakan pondasi dasar dalam pendidikan seksualitas. Makanya ada istilah ‘kemaluan’ dalam Bahasa Indonesia. Istilah ini mengibaratkan bahwa kita harus merasa malu jika alat vital kita dilihat orang lain dan malu melihat punya orang lain.


Tapi sayangnya, sekarang ini pengenalan rasa malu jarang dibahas dalam pendidikan seksualitas oleh para ahli. Di zaman modern ini, memiliki rasa malu seolah-olah suatu aib dan keburukan. Padahal Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَفِي رِوَايَةٍ لمُسْلِم : الحَياءُ خَيْرٌ كُلُّهُ أوْ قَالَ : الحَيَاءُ كُلُّهُ خَيْرٌ


Artinya: Dari Imran Ibn Hushain ra berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sifat malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan.” (Muttafaq 'alaih)


Dari hadist di atas menjelaskan bahwa sifat malu itu baik. Tetapi banyak orang tua yang khawatir jika anaknya pemalu, “Waduh, anak saya pemalu banget!”. Tanpa kita sadari, lama-lama makna malu mulai  bergeser menjadi sifat yang negatif di masyarakat, padahal sebenarnya malu adalah sifat yang baik atau positif.


Mari kita pahami dulu makna kata malu! Sering kali kita mengira lawan kata malu adalah berani. Tapi ternyata bukan, lawan kata malu adalah genit atau dalam Bahasa Arab disebut binal. Sedangkan lawan kata berani adalah takut dan lawan kata percaya diri adalah minder.


Jadi anak genit adalah anak yang tidak memiliki rasa malu. Tapi seringnya para orang dewasa menyebut sikap genit ini dengan percaya diri. Genit dan percaya diri dianggap sama, padahal keduanya berbeda jauh.


Contoh sederhananya seperti ini, ada anak perempuan melewati kerumunan laki-laki lalu ia menyapa mereka, “Hai guys, kalian lagi ngapain nih? Wah, ini ada cowok-cowok nih ganteng-ganteng. Hai, ganteng dari mana?”. Nah, sikap ini disebut genit.


Sedangkan di kondisi lain, ada anak perempuan melewati kerumunan laki-laki dan mereka mengejek anak perempuan ini dengan sebutan ‘cupu’ karena memakai jilbab. Tapi dengan lantang anak perempuan itu berkata, “Kalian yang cupu! Emang kenapa kalau aku pakai jilbab? Ini pilihan dan hak gue!”. Inilah yang dinamakan percaya diri. Percaya diri merupakan rasa yang Allah Ta’ala titipkan sebagai bentuk menjaga kehormatan (izzah).


Itulah perbedaan makna antara malu, genit, dan percaya diri. Berawal dari penanaman rasa malu, pendidikan seksualitas dimulai. Dengan rasa malu, anak-anak akan paham pentingnya menjaga kehormatannya. Wallahu’alam bi shawab. [Bendri Jaisyurrahman]

 

Sumber: Kanal Youtube ‘Media Sabili’


Foto oleh KamranAydinov dari Freepik.

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
Malu, Pondasi Dasar Pendidikan Seksualitas

20-05-2025

Rasa malu ini merupakan pondasi dasar dalam pendidikan seksualitas

Adab Pertama yang Diajarkan ke Anak

21-04-2025

Mengenai persoalan adab ini, konselor parenting dan keluarga, Ustad Bendri Jaisyurrahman menjelaskan bahwa orang tua bisa mengawali pengajaran mulai dari adab terhadap Sang Pencipta, Allah Ta’ala.

Dukungan Suami pada Istri

20-04-2025

Sebenarnya, para ibu yang stres ini hanya butuh dukungan dari suaminya. Bagaimana bentuk dukungan suami pada istrinya? Mari kita lihat sikap teladan kita, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang selalu memberikan dukungan kepada istrinya melalui:

Ketika Pasangan Tak Sesuai Harapan

15-03-2025

Banyak orang yang mendapatkan pasangan yang tidak sesuai ekspektasi sebelum menjelang pernikahan. Inilah yang membuat seseorang berada dalam kebimbangan, apakah tetap bertahan atau berpisah?

Keahlian Ibu yang Memikat Hati Anak

14-03-2025

Seorang ibu pastinya ingin dekat dengan anak-anaknya dan selalu dirindukan oleh mereka. Tapi bagaimana caranya?

NurHidayah.ID