Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Cara Memupuk Jiwa Optimis pada Remaja

Gambar Kosong

Pertanyaan:

Assalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh, Ustadzah.

Saya memiliki seorang anak yang mulai menginjak kelas X SMA. Anak saya ini mengalami masalah tentang optimisme. Setiap kali ada hal yang ingin dilakukannya, ia sudah pesimis dulu. Misalnya ketika akan mengikuti suatu lomba, ia selalu bilang, "nanti aku pasti kalah, aku nggak mau ikut". Padahal saya yakin, dia punya kemampuan dan peluang untuk menang. Bagaimana caranya memupuk jiwa optimis anak saya ini, Ustadzah? Terima kasih.


Jawaban:

Wa’alaykumussalam wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Salah satu sifat positif yang harus kita latih ke anak adalah optimis. Ada beberapa cara untuk melatih para remaja agar memiliki sikap optimis, antara lain:


1. Orang tua memberi contoh.

Jika anak ingin memiliki jiwa optimis, maka orang tua harus menunjukkan sikap optimis dalam berbagai situasi di hadapan anak. Jangan pernah menunjukkan sikap negatif di depan anak karena orang tua adalah role model terdekat anak. Anak lebih mudah meniru perilaku dibanding nasehat orang tua.


Jangan sampai orang tua mengatakan kata-kata yang menunjukkan ketidakoptimisan, walaupun sebenarnya kondisi real-nya memang sulit. Misalnya, "bagaimana mungkin kamu bisa kuliah di kedokteran, ayah dan ibu tidak punya uang sebanyak itu".


2. Latih anak bertanggung jawab.

Memberi peluang untuk menyelesaikan suatu tanggung jawab dapat membuat anak merasakan arti pencapaian. Hal tersebut bisa memunculkan rasa bangga pada diri mereka atas apa yang telah dilakukannya. Lalu, anak akan mampu mengembangkan mindset optimis, "saya pasti bisa".


Orang tua mulai bisa melatih hal tersebut dengan memberikan tugas-tugas di rumah yang berkaitan dengan life skill. Orang tua juga bisa melatih anak tanggung jawab melalui kegiatan-kegiatan seperti perjalanan tanpa orang tua, berkemah, atau tinggal di kos.


3. Membatasi media sosial.

Orang tua perlu memahamkan anak bahwa tidak semua konten media sosial selalu bermakna positif. Gempuran informasi media sosial bahkan seringkali diserap mentah-mentah oleh anak zaman now. Tapi, tidak mungkin juga orang tua mensterilkan anak dari gawai. Orang tua hanya bisa mengatur penggunaan gawai. Perlu ada kesepakatan di rumah tentang kapan waktu "No Gadget". Misalnya saat makan dan selepas Maghrib adalah quality time bersama keluarga tanpa ada yang memegang gawai.


Orang tua perlu juga melatih anak bersilaturahim ke rumah saudara atau tetangga. Mereka juga bisa berkegiatan aktif di masyarakat agar tetap terhubung ke dunia nyata dan mengenal berbagai karakter orang dari bermacam-macam latar belakang yang berbeda.


4. Melatih keyakinan kepada Allah Ta'ala.

Orang tua perlu melatih anak untuk senantiasa yakin akan pertolongan Allah Ta'ala sebagai sebuah kebiasaaan positif. Dengan begitu, anak akan terbiasa bersikap optimis karena ia yakin selalu ada Allah Ta'ala yang membantunya menggapai apa yang dia harapkan dan menyelesaikan semua rintangan yang menghadang. Anak akan menjadi tawakal dan yakin bahwa pada dasarnya, yang menentukan keberhasilan itu adalah Allah Ta'ala sedangkan manusia hanya ber-ikhtiar.


Nah, itu tadi cara memupuk jiwa optimis pada anak remaja. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!


Oleh: Widayati Lestari, M.Psi.

 Dosen IAIN Salatiga dan Konselor Biro Psikologi Tazkia.


Foto oleh Didik dari Puskomdatin YNH.

POSTINGAN TERBARU
Apa Itu Resiliensi?

29-10-2025

Apa itu daya lenting? Daya lenting atau sering disebut resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan untuk bangkit setelah mengalami kegagalan, trauma, atau situasi sulit, serta tetap berfungsi dengan baik meskipun menghadapi stres atau masalah.

Tips Supaya Anak Tidak Boros

29-09-2025

Anak dalam fase remaja biasanya lebih bebas beraktivitas, termasuk dalam penggunaan uang. Mereka bahkan sampai berulangkali berbelanja meskipun harga barang yang mereka beli mahal. Itulah salah satu hal yang mengakibatkan perilaku boros.

Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Menunda?

25-08-2025

Apa itu Prokrastinasi? Prokrastinasi adalah kebiasaan menunda-nunda pekerjaan atau tugas yang seharusnya dilakukan. Seringkali perilaku ini terjadi tanpa alasan yang jelas dan tanpa mengetahui bahwa penundaan tersebut dapat berdampak negatif.

Tips Supaya Anak antusias belajar

22-07-2025

Memiliki anak yang perilakunya tiba-tiba berubah tentu membuat kita kebingungan. Anak tadinya semangat belajar menjadi tidak antusias saat ditanya pelajaran. Bagaimana sikap kita seharusnya?

Tips Memilih Jurusan

24-06-2025

Memilih jurusan kuliah memang membutuhkan banyak pertimbangan. Memilih jurusan sesuai finansial itu penting, namun memilih jurusan sesuai dengan kemampuan diri itu jauh lebih penting.

NurHidayah.ID