Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Mindset “Memberi”

Gambar Kosong

"Memberi" adalah memindahkan sesuatu yang dipunyai kepada pihak lain untuk dimiliki dan diambil manfaatnya. Sebuah kata yang menunjukkan keaktifan dan kedinamisan. “Memberi” senafas dengan karakter Nafiuun Lighairi, salah satu muashofat yang diajarkan Shaikh Hasan Al Banna agar seseorang mempunyai manfaat bagi orang lain. Demikianlah hendaknya perwujudan iman, laksana pohon yang berbuah dan bermanfaat buahnya.


اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَاۤءِۙ٤٢ (تُؤْتِيْٓ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ ۢبِاِذْنِ رَبِّهَاۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ٥٢)

Alam tara kaifa ḍaraballāhu maṡalan kalimatan ṭayyibatan kasyajaratin ṭayyibatin aṣluhā ṡābituw wa far‘uhā fis-samā'(i). Tu'tī ukulahā kulla ḥīnim bi'iżni rabbihā, wa yaḍribullāhul-amṡāla lin-nāsi la‘allahum yatażakkarūn(a).

Artinya: “Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Q.S. Ibrahim:24-25).


Kenapa memberi


1. “Memberi” adalah perwujudan kemuliaan.

“Memberi” adalah perwujudan keaktifan dan kedinamisan. Setiap diri yang ingin memberi, maka dia akan memposisikan dirinya menjadi orang yang aktif dan dinamis. Demikianlah Allah Ta’ala memerintahkan kita.


وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ )١٠٥) 

Wa quli‘malū fa sayarallāhu ‘amalakum wa rasūluhū wal-mu'minūn(a), wa saturaddūna ilā ‘ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi'ukum bimā kuntum ta‘malūn(a).

Artinya: Dan Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu, apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah: 105).


Kerja terbaik adalah kerja seseorang yang memberikan manfaat. Maka, sebaik-baik tangan adalah tangan di atas, Al yadu ‘ulya khairun min yadis sufla. Tangan yang memberikan manfaat yaitu tangan yang “memberi”. Orang yang demikian Insya Allah mulia di akhirat dan juga mulia di dunia.


2. Waktu hidup kita terbatas.

Manusia tidak akan hidup selamanya di dunia. Setiap saat, Allah Ta'ala bisa mematikannya. Waktu setiap detiknya adalah berharga bagi manusia jika dia menyadarinya. Jadi, mindset "memberi" akan mendorong seseorang untuk terus mencari peluang beramal dan memberikan manfaat. Bahkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kita agar tetap menjadi orang yang "memberi"dengan mengajarkan dzikir berikut ini:


اللَّـــهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْحَـمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْـِز وَاْلكَسَلِ  وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُـبْنِ وَالْبُخْـلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَتِ الدَّيْنِ وَقَـهْرِ الرِّجَالِ

Allohumma innii a'uudzubika minal hammi wal hazani wa a'uudzubika minal 'ajzi walkasali, wa a'uudzubika minal jubni wa bukhli, wa a'uudzubika min gholabatid-daini wa qohrirrijaal.

Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa susah dan duka, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang lain.


3. Memberi karena iman adalah amal yang panjang.

Semangat "memberi" karena iman dapat kita jumpai dari peran Imam Nawawi, yang menulis Kitab Riyadhus Shalihin dan Kitab Arbain Nawawiyah. Kita juga bisa menegok peran Kitab Hadits Shahih Bukhari dan Muslim. Mindset "memberi" para ulama tersebut membuat ilmu mereka tidak hilang. Tidak hanya itu, ilmu mereka juga terus dipelajari sepanjang masa hingga nama mereka terus dikenang sampai saat ini.


Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan petunjuk kepada kita agar mampu menjadi orang-orang yang bermanfaat dan berbuat kebajikan.


Oleh: Ustadz Zuhdi Yusroni, S.Pd. M.Pd.

Kepala Bagian Riset dan Inovasi Yayasan Nur Hidayah Surakarta.


Apakah anda tertarik mendaftarkan anak anda di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Nur Hidayah? Kunjungi saja laman informasi Penerimaan Murid Baru (PMB) kami di tautan berikut ini: PMB SIT Nur Hidayah.


Foto oleh Freepik.

Tags: #tsaqofah
POSTINGAN TERBARU
Dampak Dosa di Masa Depan

12-10-2024

Wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa, terutama dosa hablum minannas (dalam hubungannya dengan sesama manusia). Sebab ia akan berbalas walau masanya lama. Mungkin 40 tahun kemudian baru dirasakan efeknya.

Terlena

10-10-2024

Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala, maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena

Menjadi Suami Terbaik

23-09-2024

Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya, contohnya selalu membantu urusan istri di rumah. Membantu pekerjaan istri di rumah termasuk bentuk berbuat baik dari suami pada istri dan menunjukkan keluhuran akhlak suami.

Pelajaran dari Sebatang Pensil

23-09-2024

Pelajaran sebatang pensil, banyak perkara dan manfaat yang kita peroleh dari sebatang pensil. Begitu juga seharusnya kehidupan manusia, harus banyak menebar manfaat. Ada lima pelajaran dari sebatang pensil:

Keutamaan Istighfar

13-08-2024

Ingat! Jangan sampai salah niat dalam beristighfar. Niatkan beristighfar karena ingin bertaubat dan mengharap ridho Allah Ta’ala. Jika niat lurus, Insya Allah, kita akan dikagetkan dengan pemberian-pemberian Allah Ta’ala yang tak terduga-duga.

NurHidayah.ID