Suami Cuek dengan Anak

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh.
Pak Iqbal yang saya hormati, mohon pencerahannya. Saya ibu dua anak, yang kecil SD dan yang sulung SMP. Usia pernikahan saya 13 tahun, namun saya merasa belum mencapai tujuan pernikahan, yakni sakinah mawaddah wa rahmah. Saya merasa kelelahan sendiri, bukan hanya karena harus menyelesaikan pekerjaan rumah seorang diri, tetapi juga psikis saya juga lelah.
Suami saya tidak mau terlibat dalam urusan rumah tangga, maupun urusan anak. Entah mengapa dia tidak mau peduli, bahkan untuk sekadar mengantarkan sekolah saja tidak mau. Apakah benar masa lalu suami sebagai anak yang kurang diperhatikan orang tuanya memiliki pengaruh besar pada sikapnya sekarang sebagai seorang ayah? Apa yang bisa saya lakukan untuk menyadarkan suami akan tanggung jawabnya? Sementara setiap kali saya mencoba berkomunikasi, selalu ditanggapi dengan sikap dingin dan ujung-ujungnya dia pergi. Terima kasih.
Wulan, Solo
Wa’alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh.
Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan. Saya turut prihatin atas masalah keluarga dan kondisi yang ibu alami saat ini. Tentunya ibu lelah, sedih dan kecewa dengan sikap suami. Dalam kehidupan rumah tangga, sewajarnya jika suami-istri saling membantu dan bertanggung jawab. Saya salut dengan perjuangan dan keras ibu, dalam membesarkan anak, tentunya ibu memerlukan bantuan dari suami.
Dalam berbagai kasus yang saya tangani, masalah tidak mau terlibatnya suami dalam pengasuhan berkaitan dengan hal-hal berikut:
1. Persepsi tentang pengasuhan yang salah
Banyak suami beranggapan bahwa tugasnya hanyalah mencari nafkah, sedangkan pengasuhan sepenuhnya diserahkan kepada istri. Tentunya ini mungkin terjadi karena pengalaman dan pola asuh dari keluarganya yang terwarisi secara tidak langsung tertanam dalam nilai-nilai dirinya.
2. Keterbatasan wawasan dan pengetahuan
Hal ini terjadi karena jarang atau enggan belajar dan mau mengikuti pelatihan/seminar tentang pengasuhan (parenting).
3. Tidak adanya kedekatan (bonding) dengan anak karena fokus hanya mencari nafkah sehingga komunikasi tidak terbuka.
Secara keseluruhan, diperlukan adanya kelapangan hati dan kesabaran untuk bisa berubah ke arah yang lebih baik. Mungkin dia punya kelemahan dalam hal pengasuhan, tapi jangan lupakan juga soal kebaikan dan sisi-sisi positifnya yang lain.
Setiap pasangan memiliki kelemahan dan kelebihan, termasuk ibu sebagai istri pastinya ada juga kelemahannya. Untuk itu, sepasang suami istri perlu komunikasi yang terbuka, membangun kedekatan, hindari marah, mengomel, dan menyindir. Beberapa hal tadi jika tidak diperhatikan maka akan memperkeruh suasana dan kenyamanan dalam rumah tangga.
Bila komunikasi mengalami kebuntuan, carilah mediator (pihak ketiga) bisa konselor/psikolog atau orang yang dihormati dan disegani untuk bisa menjadi fasilitator masalah rumah tangga tersebut.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Muhammad Iqbal
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Owner Rumah Konseling
IG: @muhammadiqbalphd, youtube channel: rumah konseling official
Foto oleh Racool_studio dari Freepik.
Tips Memilih Jurusan
#konsultasi psikologi24-06-2025
Memilih jurusan kuliah memang membutuhkan banyak pertimbangan. Memilih jurusan sesuai finansial itu penting, namun memilih jurusan sesuai dengan kemampuan diri itu jauh lebih penting.
Tips Agar Anak Bangun Pagi
#konsultasi psikologi22-05-2025
Memiliki anak yang susah diajak bangun pagi, apalagi anaknya sudah remaja memang sangat menguras emosi.
Self Care Itu Penting!
#konsultasi psikologi23-04-2025
Self care adalah istilah yang digunakan dalam kesehatan mental mengenai praktik yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional.
Tips Bersikap pada Anak Selective Mutism
#konsultasi psikologi10-03-2025
Dalam ilmu psikologi, ini dinamakan Selective Mutism (SM). Ini merupakan kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mampu berbicara saat berada di lingkungan sosial yang belum familiar dengan dirinya.
Tips Menjadi Siswa Proaktif
#konsultasi psikologi18-02-2025
Siswa yang proaktif bukan hanya menunggu, tetapi mereka juga akan berusaha untuk mencari solusi, mengatur waktu, dan bertanggung jawab atas tugas mereka. Namun, jika ada orang yang melihat kita terlalu ambisius dan egois, kita perlu mengevaluasi diri.