Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

The Right Man On The Right Time

Gambar Kosong

Pernah lihat adegan ini? Seorang perempuan lari dengan nafas tersengal-sengal dikejar monster atau makhluk jahat. Di depannya hanya ada jurang. Ia tak bisa lari ke mana-mana. Pilihannya hanya dua, mati jatuh ke jurang atau diterkam monster buas. Begitu sang monster mendekat dan siap memangsa korbannya, muncullah pahlawan bertopeng. Dengan gagah berani, ia taklukkan sang monster hingga lumat dan lenyap dari muka bumi. Sang perempuan meleleh hatinya seraya berkata, “So sweet! You are my hero!

Demikianlah kisah mainstream kepahlawanan yang ada di dalam hampir setiap film, komik, atau novel. Polanya selalu sama. Pahlawan datang saat detik-detik terakhir yang menegangkan. Yes! pahlawan selalu punya rumus: datang pada saat yang tepat. Dan itulah yang selayaknya dimiliki pahlawan bagi anak yang bernama Fatherman. Ia tahu kapan harus hadir di sisi anak.

Tentu tepat waktu yang dimaksudkan di sini bukan mengabaikan peran ayah memberi banyak waktu bagi anak. Tepat waktu yang dimaksud yaitu soal kemampuan ayah sebagai fatherman dalam membaca situasi dan momen saat anak membutuhkan kehadirannya. Batin anak pun akan terpesona melihat ayahnya hadir di saat yang tepat. The right man on the right time!

Jangan sampai di situasi genting dan kritis anak, malah orang lain yang hadir. Jika ini sampai terjadi, ayah akan bernasib seperti para jones alias jomblo ngenes yang ditikung teman sendiri. Awalnya dia yang deketin, Eh, nikahnya sama yang lain. Duh, sakitnya tuh di sana-sini. Perih. Nah, supaya kejadian jones tidak dialami oleh ayah, ada dua waktu yang harus dihadiri seorang ayah sebagai Fatherman.

 

1. Saat anak sedang sedih.

Inilah waktu yang kritis. Sebab, saat anak lagi sedih, ia butuh sandaran jiwa. Siapa pun yang hadir di sisinya saat itu, ia anggap superhero. Di sinilah kejelian bandar narkoba, predator seksual, dan musuh-musuh pengasuhan dalam mengintai mangsa. Mereka mengincar anak-anak yang lagi sedih. Mereka menyamar sebagai sosok pahlawan padahal sejatinya adalah monster jahat yang siap menerkam.

Nah, Fatherman tidak boleh terlambat! Hadirlah pada situasi tersebut! Sesegera mungkin! Jika pada saat tersebut sedang ada tugas di kantor, hubungi anak lewat telepon. Luangkan waktu untuk mendengar masalah anak. Jika perlu, berjanjilah untuk pulang lebih cepat. Semakin ayah berani luangkan waktu dan hadir secara fisik dalam situasi ini, semakin anak terpikat hatinya. This is Fatherman!

 

2. Saat anak sakit.

Sakit fisik mempengaruhi kondisi psikis. Di saat inilah, anak butuh perhatian. Bukan sekedar obat atau makanan. Lebih dari itu, ia butuh perhatian dan kasih sayang. Hadir di sisinya, memeluknya, mengusap kepalanya, menyuapinya makan, atau mendoakannya. Obat menyembuhkan fisiknya, sedangkan perhatian ayah menyembuhkan luka batinnya.

Di saat inilah, Fatherman bisa memanfatkan momen untuk bercerita, menasihati, dan mengajarkan hikmah kepada anak. Nasihatilah anak seperlunya saja agar pesan yang ingin ayah sampaikan kepada anak bisa diingat dengan baik.

Agar kedua momen itu bisa memberikan efek dasyat dalam jiwa anak, ayah selaku Fatherman jangan sampai salah kostum. Saat momen seperti itu, harusnya Fatherman memakai kostum ‘topi konselor’ yang memahami perasaan anak. Siap mendengarkan keluh kesah anak seraya menunggu momen pas untuk menyelipkan advice (nasihat). Endurance atau ketahanan ayah dalam mendengarkan curhat anak dalam situasi ini juga amat menentukan keberhasilan dalam memksimalkan kedua momen tersebut. [Sumber: Fatherman-Bendri Jaisyurrahman]


Foto oleh Freepik.

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
LDM dalam Perspektif Islam

28-09-2024

Dalam pernikahan, sering kali ada pasangan yang dihadapkan dengan kondisi harus tinggal berjauhan atau dalam istilah kekinian disebut LDM (Long Distance Marriage).

Penyebab Perselingkuhan

25-09-2024

Di zaman modern ini, kasus perselingkuhan semakin meningkat. Berkembang pesatnya media sosial semakin memudahkan kasus-kasus ini sering terjadi. Pelakunya pun sudah tidak hanya dari pihak laki-laki saja, tapi juga dari pihak wanita.

Tips Agar Anak Tidak Terdampak Pasca Perceraian

29-08-2024

Paska orang tua bercerai, kondisi rumah akan berubah. Perubahan yang tidak lagi dilandasi adab-adab akan berdampak pada anak-anak. Mereka menjadi lebih sensitif, baper, mudah tersinggung, dan mudah marah. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?

Tips Mengobati Luka Pengasuhan dari Orang Tua

22-08-2024

Birul wa lidain versi Islam adalah berikut ini: jika orang tuaku baik, maka aku akan baik. Tapi, jika orang tuaku jahat, maka aku akan tetap baik. Hal ini sesuai dengan pesan yang tertulis dalam Q.S. Al-Isra’: 23.

Tips Agar Anak Tidak Menjadi Pelaku atau Korban Bullying

26-07-2024

Akhir-akhir ini, kita cukup dikejutkan dengan kasus-kasus bullying dalam pesantren. Akhirnya, hal ini menjadi ‘momok’ tersendiri bagi masyarakat yang ingin memasukkan anaknya ke pesantren. Sebenarnya ada apa dengan pesantren kita saat ini?

NurHidayah.ID