The Right Man On The Right Time

Pernah lihat adegan ini? Seorang perempuan lari dengan nafas tersengal-sengal dikejar monster atau makhluk jahat. Di depannya hanya ada jurang. Ia tak bisa lari ke mana-mana. Pilihannya hanya dua, mati jatuh ke jurang atau diterkam monster buas. Begitu sang monster mendekat dan siap memangsa korbannya, muncullah pahlawan bertopeng. Dengan gagah berani, ia taklukkan sang monster hingga lumat dan lenyap dari muka bumi. Sang perempuan meleleh hatinya seraya berkata, “So sweet! You are my hero!”
Demikianlah kisah mainstream kepahlawanan yang ada di dalam hampir setiap film, komik, atau novel. Polanya selalu sama. Pahlawan datang saat detik-detik terakhir yang menegangkan. Yes! pahlawan selalu punya rumus: datang pada saat yang tepat. Dan itulah yang selayaknya dimiliki pahlawan bagi anak yang bernama Fatherman. Ia tahu kapan harus hadir di sisi anak.
Tentu tepat waktu yang dimaksudkan di sini bukan mengabaikan peran ayah memberi banyak waktu bagi anak. Tepat waktu yang dimaksud yaitu soal kemampuan ayah sebagai fatherman dalam membaca situasi dan momen saat anak membutuhkan kehadirannya. Batin anak pun akan terpesona melihat ayahnya hadir di saat yang tepat. The right man on the right time!
Jangan sampai di situasi genting dan kritis anak, malah orang lain yang hadir. Jika ini sampai terjadi, ayah akan bernasib seperti para jones alias jomblo ngenes yang ditikung teman sendiri. Awalnya dia yang deketin, Eh, nikahnya sama yang lain. Duh, sakitnya tuh di sana-sini. Perih. Nah, supaya kejadian jones tidak dialami oleh ayah, ada dua waktu yang harus dihadiri seorang ayah sebagai Fatherman.
1. Saat anak sedang sedih.
Inilah waktu yang kritis. Sebab, saat anak lagi sedih, ia butuh sandaran jiwa. Siapa pun yang hadir di sisinya saat itu, ia anggap superhero. Di sinilah kejelian bandar narkoba, predator seksual, dan musuh-musuh pengasuhan dalam mengintai mangsa. Mereka mengincar anak-anak yang lagi sedih. Mereka menyamar sebagai sosok pahlawan padahal sejatinya adalah monster jahat yang siap menerkam.
Nah, Fatherman tidak boleh terlambat! Hadirlah pada situasi tersebut! Sesegera mungkin! Jika pada saat tersebut sedang ada tugas di kantor, hubungi anak lewat telepon. Luangkan waktu untuk mendengar masalah anak. Jika perlu, berjanjilah untuk pulang lebih cepat. Semakin ayah berani luangkan waktu dan hadir secara fisik dalam situasi ini, semakin anak terpikat hatinya. This is Fatherman!
2. Saat anak sakit.
Sakit fisik mempengaruhi kondisi psikis. Di saat inilah, anak butuh perhatian. Bukan sekedar obat atau makanan. Lebih dari itu, ia butuh perhatian dan kasih sayang. Hadir di sisinya, memeluknya, mengusap kepalanya, menyuapinya makan, atau mendoakannya. Obat menyembuhkan fisiknya, sedangkan perhatian ayah menyembuhkan luka batinnya.
Di saat inilah, Fatherman bisa memanfatkan momen untuk bercerita, menasihati, dan mengajarkan hikmah kepada anak. Nasihatilah anak seperlunya saja agar pesan yang ingin ayah sampaikan kepada anak bisa diingat dengan baik.
Agar kedua momen itu bisa memberikan efek dasyat dalam jiwa anak, ayah selaku Fatherman jangan sampai salah kostum. Saat momen seperti itu, harusnya Fatherman memakai kostum ‘topi konselor’ yang memahami perasaan anak. Siap mendengarkan keluh kesah anak seraya menunggu momen pas untuk menyelipkan advice (nasihat). Endurance atau ketahanan ayah dalam mendengarkan curhat anak dalam situasi ini juga amat menentukan keberhasilan dalam memksimalkan kedua momen tersebut. [Sumber: Fatherman-Bendri Jaisyurrahman]
Foto oleh Freepik.
Pentingnya Ibu Hamil untuk Bahagia
#parenting26-06-2025
Ibu yang bahagia akan melahirkan anak yang bahagia pula. Ibu yang bahagia akan melahirkan anak yang bahagia pula. Jika sang ibu selama kehamilan ibu terlalu stres, kecapekan, dan banyak beban fikiran, maka hal tersebut akan berpengaruh ke janin.
Tips Menjadi Ayah Hebat saat LDR
#parenting25-06-2025
Seorang ayah yang LDR harus memenuhi dua hal yang menjadi kebutuhan anak. Khusus untuk ayah yang LDR, dua hal itu bisa diberikan melalui bantuan teknologi seperti teks WhatsApp, voice note, telepon, atau video call.
Mendidik Adalah Tugas Orang Tua
#parenting27-05-2025
Di Indonesia, masih banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan sepenuhnya pada sekolah.
Malu, Pondasi Dasar Pendidikan Seksualitas
#parenting20-05-2025
Rasa malu ini merupakan pondasi dasar dalam pendidikan seksualitas
Adab Pertama yang Diajarkan ke Anak
#parenting21-04-2025
Mengenai persoalan adab ini, konselor parenting dan keluarga, Ustad Bendri Jaisyurrahman menjelaskan bahwa orang tua bisa mengawali pengajaran mulai dari adab terhadap Sang Pencipta, Allah Ta’ala.