Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Orangtua, Teladan Anak Belajar Empati

Gambar Kosong

Di era digital sekarang, manusia dihadapkan dengan kecanggihan teknologi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Segala aktivitas kehidupan serba dimudahkan dengan adanya teknologi. Segala urusan bisa selesai hanya dalam genggaman gawai. Di satu sisi, kita patut berbahagia dengan kemajuan zaman ini sehingga pengaturan segala urusan semakin mudah. Tapi di sisi lain, hal ini perlu kita waspadai, terutama bagi perkembangan anak-anak. Ya, tanpa kita sadari, perkembangan teknologi menjadikan interaksi antar sesama manusia menjadi terbatas. Bagi anak-anak, tentunya ini akan semakin mengikis rasa empati dan pedulinya terhadap sesama manusia dan lingkungan.

Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua demi menumbuhkan kembali jiwa empati anak-anak di zaman sekarang ini? Muhammad Iqbal, seorang psikologi anak dan remaja menjelaskan, jika orangtua ingin anaknya menjadi insan yang berjiwa empati dan peduli, pertama kali orangtua harus mengajaknya banyak bergaul dengan orang lain. Bergaul yang luas, bukan yang sempit. Maksudnya, bergaul dengan berbagai kalangan dengan latar belakang yang beragam. Maka, anak akan paham bahwa di luar kehidupannya ada perbedaan suku, agama, ras, dan kondisi yang akhirnya bisa menumbuhkan jiwa toleransinya. Hal ini akan menjadikan anak mudah menyesuaikan diri dalam berbagai lingkungan. Jika jiwa adaptifnya sudah terasah, pastinya ia akan lebih mudah memahami kondisi di luar dirinya.

Iqbal, begitu sapaan akrabnya, menambahkan, tanpa disadari, saat ini orangtua telah mencetak generasi yang ekslusif. Kenapa? karena, banyak orangtua yang membuat anaknya nyaman di rumah dengan berbagai fasilitas yang sebenarnya melenakan. Sehingga anak-anak merasa sudah cukup hanya berada di dalam rumah menikmati kehidupannya. Mungkin ada orang tua yang berdalih hal ini sebagai bentuk rasa sayangnya kepada anak, tapi pengungkapan rasa sayang yang kurang tepat ini justru akan melahirkan generasi apatis dan acuh dengan orang lain. Kalau hal ini sudah terjadi, maka orangtua harus segera berbenah dan mengganti pola asuhnya.

“Selain itu, orang tua juga perlu menekankan kepada anak-anak bahwa dalam menyikapi setiap perbedaan perlu pendekatan yang khusus. Jika anak sudah memahami sampai ke taraf ini, bukan tidak mungkin anak-anak akan menjadi pribadi yang luwes, mudah beradaptasi, empati, dan peduli. Mengapa ada orang stress sampai bunuh diri? Pasti karena hati mereka kaku dan keras. Kekakuan hati ini bisa diibaratkan seperti sesendok garam yang dituangkan ke dalam segelas air pasti rasanya asin, tapi kalau dilempar ke Danau Toba, pasti tidak akan mengubah rasa airnya. Begitulah tugas orang tua yang harus menjadikan hati anak-anak bak Danau Toba, bukan mencetak anak menjadi gelas yang kaku. Sehingga anak-anak akan menjadi pribadi yang mudah memaafkan dan fleksibel,” paparnya.

Di akhir perbincangan dengan tim NH, Iqbal menegaskan kembali bahwa yang terpenting, orang tua harus memberikan teladan bagi anak-anaknya tentang empati dan peduli ini. Anak akan mencontoh bagaimana sikap orang tuanya memperlakukan orang-orang di sekitarnya, seperti menjenguk orang yang sakit, melayat orang yang meninggal, bagaimana ekspresi orang tua saat anaknya mendapat nilai buruk, dan lain sebagainya. Setelah anak sukses berbaur dengan masyarakat luas, barulah orang tua bisa mengikut sertakan mereka ke dalam kegiatan-kegiatan sosial. [Noviana Sari]


Foto oleh Gustavo Fring dari Pexels.

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
LDM dalam Perspektif Islam

28-09-2024

Dalam pernikahan, sering kali ada pasangan yang dihadapkan dengan kondisi harus tinggal berjauhan atau dalam istilah kekinian disebut LDM (Long Distance Marriage).

Penyebab Perselingkuhan

25-09-2024

Di zaman modern ini, kasus perselingkuhan semakin meningkat. Berkembang pesatnya media sosial semakin memudahkan kasus-kasus ini sering terjadi. Pelakunya pun sudah tidak hanya dari pihak laki-laki saja, tapi juga dari pihak wanita.

Tips Agar Anak Tidak Terdampak Pasca Perceraian

29-08-2024

Paska orang tua bercerai, kondisi rumah akan berubah. Perubahan yang tidak lagi dilandasi adab-adab akan berdampak pada anak-anak. Mereka menjadi lebih sensitif, baper, mudah tersinggung, dan mudah marah. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?

Tips Mengobati Luka Pengasuhan dari Orang Tua

22-08-2024

Birul wa lidain versi Islam adalah berikut ini: jika orang tuaku baik, maka aku akan baik. Tapi, jika orang tuaku jahat, maka aku akan tetap baik. Hal ini sesuai dengan pesan yang tertulis dalam Q.S. Al-Isra’: 23.

Tips Agar Anak Tidak Menjadi Pelaku atau Korban Bullying

26-07-2024

Akhir-akhir ini, kita cukup dikejutkan dengan kasus-kasus bullying dalam pesantren. Akhirnya, hal ini menjadi ‘momok’ tersendiri bagi masyarakat yang ingin memasukkan anaknya ke pesantren. Sebenarnya ada apa dengan pesantren kita saat ini?

NurHidayah.ID