Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Mengapa Orang Mudah Tersulut Emosinya?

Gambar Kosong

Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

Saya sangat suka membaca rubrik Konsultasi Psikologi yang Bapak asuh. Saya ingin bertanya, Pak. Di lingkungan saya, ada orang-orang yang mudah sekali tersulut konflik, baik dengan saudara sendiri, maupun orang lain. Dilihat dari usianya, mereka ini sudah separuh baya. Kadang yang saya tahu, konflik mereka ini dipicu hal-hal kecil seperti soal mengantar periksa atau memasang lampu. Mereka sepertinya susah mengalah, sehingga sering cekcok.

Pertanyaan saya, apa yang menyebabkan orang mudah tersulut emosinya dan terlibat dalam percekcokan, bahkan untuk hal-hal kecil? Apa benar kedewasaan seseorang tidak selalu dipengaruhi oleh bertambahnya usia seseorang? Terima kasih banyak atas penjelasan Bapak.

Ummu Nuha, Sukoharjo.

 

Wa’alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh.

Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan kepada saya. Semoga jawaban saya nanti bisa memberikan pencerahan.

Fenomena orang-orang beusia paruh baya yang mudah marah bukanlah hal yang biasa. Karena secara psikologis, semakin tua usia seseorang maka semakin matang emosinya. Dalam perspektif psikologi, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kasus seperti ini terjadi, diantaranya:

 

1. Akhlak yang buruk.

Akhlak atau karakter dibentuk sejak kecil dengan agama sebagai fondasi. Pendidikan akhlak terbentuk dari latihan terus menerus dan contoh dari pendidik dan orang tua. Kita tidak tahu, apakah seseorang dulu sudah mendapatkan contoh atau pendidikan akhlak yang baik dari orang tuanya atau lingkungan.

 

2. Latar belakang pendidikan

Tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah membuat kita lebih beradab. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, seharusnya membuat dia lebih beradab. Barangkali karena kurang pengetahuan, sehingga orang tersebut mudah marah atau tersulut emosinya. Tentu saja sikap orang yang memiliki ilmu akan berbeda dengan mereka yang sama sekali buta ilmu.

 

3. Pola asuh orang tua

Kehidupan keluarga yang kasar atau keras akan menghasilkan "toxic parenting." Tanpa disadari, kebiasaan pola asuh seperti itu terlestarikan turun temurun dalam kehidupan keluarga. Secara tidak sadar, anak-anak yang dibesarkan dalam suasana toxic parenting ini akan mewarisi cara dan metode orang tua mereka dulu. Kurangnya apresiasi dan teladan dalam mengendalikan diri juga dapat menyebabkan mereka tidak matang secara emosi.

 

4. Pengaruh lingkungan 

Terkadang orang tua dan sekolah sudah mendidik dengan baik, namun lingkungan sosial dan pertemanan memberikan pengaruh yang lebih kuat pada seseorang. Akhirnya, seseorang cenderung meniru dari lingkungan sosial tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).

 

5. Kematangan emosi 

Ada juga kasus di mana usia fisik seseorang tidak sama dengan usia psikologisnya. Masalah kematangan emosi terjadi karena pola asuh yang "steril' dan kurangnya kemandirian. Seseorang yang minim pengalaman bertemu dengan aneka karakter orang bisa membuat emosi orang tersebut kurang terasah dengan baik.


6. Pengaruh tekanan hidup (ekonomi)

Terkadang tekanan hidup dan ekonomi juga dapat berpengaruh pada stabilitas emosi seseorang, sehingga mereka menjadi sensitif dan mudah marah.

Demikian penjelasan saya, semoga membantu.

Wallahu'alam bish-shawab.

 

Muhammad Iqbal

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Owner Rumah Konseling

IG: @muhammadiqbalphd, youtube channel: rumah konseling official


Foto oleh Keira Burton dari Pexels.

POSTINGAN TERBARU
Batasan Memuji Anak

30-09-2024

Apakah benar terlalu sering memuji itu kurang baik bagi perkembangan anak? Jika memang kurang baik, bagaimana batasan memuji yang baik bagi perkembangan anak?

Tips Beradaptasi di Sekolah Baru

26-08-2024

penyesuaian diri terhadap lingkungan dipengaruhi oleh beberapa aspek, seperti penyesuaian diri akademik, penyesuaian diri sosial, serta penyesuaian diri emosional. LLalu, bagaimana agar kita dapat melakukan penyesuaian diri di sekolah dengan baik?

Mengatasi Anak yang Suka Membantah

16-07-2024

Sebagai orang tua, pastinya kita ingin anak kita menjadi anak yang penurut dan tidak melawan saat diberi nasehat kebaikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak kita tidak melawan saat dinasehati, diantaranya:

Tips Menghadapi Cat Calling

24-06-2024

Cat Calling adalah salah satu bentuk pelecehan seksual. Biasanya, Cat Calling kerap dialami perempuan di jalanan dan ruang publik. Cat calling juga bisa merambah ke media sosial melalui fitur komentar, direct message, dan lain-lain.

Tips Mengatasi Anak yang Suka Bicara Kotor

20-05-2024

Jika anak kita tiba-iba suka berbicara kotor, sebagai orang tua jangan dulu menganggap anak kita nakal. Tetapi kita harus menelisik lebih jauh dahulu, karena kebiasaan anak-anak itu suka mencoba dan serba ingin tahu.

NurHidayah.ID