Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Bagaimana Manajemen Gawai pada Anak?

Gambar Kosong

Gawai (gadget), benda gepeng ini sering kali melenakan dan membuat lupa waktu bagi pemakainya. Mulai dari anak-anak hingga orang tua suka berlama-lama menatap layar gawai. Supaya tidak mengarah pada kecanduan, maka manajemen penggunaan gawai adalah suatu hal yang harus dilakukan. Menurut konselor keluarga dan parenting, Ustadz Bendri Jaisyurrahman, manajemen penggunaan gawai mencakup lima hal, yaitu:

 

1. Waktu 

Orang tua dan anak perlu membuat kesepakatan mengenai kapan boleh dan tidak bolehnya mereka menggunakan gawai. Baiknya, waktu yang dilarang menggunakan gawai adalah setelah waktu Subuh hingga Syuruq (matahari terbit) dan Maghrib hingga Isya. Kedua waktu ini adalah waktu-waktu mustajab untuk berdoa dan berdzikir. Sangat sayang jika dalam dua waktu ini hanya dihabiskan untuk menatap layar gawai.

 

2. Lokasi

Lokasi pertama yang sebaiknya tidak ada aktivitas menggunakan gawai adalah kamar tidur. Kamar tidur merupakan wilayah privat. Suami-istri atau orang tua-anak yang asyik dengan gawai masing-masing saat di kamar tidur, bisa mengganggu quality time. Tiduran sambil menggunakan gawai juga membuat tidur menjadi tidak berkualitas karena bunyi-bunyi notification membuat otak tidak tidur. Jika gawai harus masuk kamar, pastikan dalam posisi silent atau off. 

Lokasi kedua adalah kamar mandi. Gawai merupakan satu hal yang membuat anak berlama-lama di kamar mandi. Ada dua ciri anak yang bermasalah: bangunnya kesiangan dan berlama-lama di kamar mandi. Seperti hadist Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam,


Sesungguhnya kamar mandi adalah tempat yang paling banyak dikunjungi jin dan setan. …”.

 

Membiarkan anak berlama-lama di kamar mandi, berarti membiarkan syahwatnya diganggu jin dan syetan.

 

3. Durasi

Durasi penggunaan gawai ada dua yakni durasi total/hari dan durasi/pemakaian. Bagi anak-anak, durasi total dalam satu hari maksimal 2 jam. Durasi setiap kali pemakaian maksimal 15 menit. Secara medis, menatap gawai lebih dari 2 jam bisa mengganggu kesehatan mata. Tidak hanya itu, jika durasi hari ini belum terpakai, maka durasinya tidak boleh diakumulasi di keesokan harinya.

 

4. Aplikasi

Orang tua dan anak perlu membuat kesepakatan tentang aplikasi-aplikasi apa saja yang boleh dipasang dan digunakan. Untuk aplikasi media sosial, pilih maksimal dua saja. Jadi anak harus rela melepas aplikasi-aplikasi yang tidak disepakati. Setiap aplikasi game juga perlu memiliki masa expired. Masa aktif per game adalah 15-30 hari. Perlu juga disepakati game-game yang tidak baik dan  tidak boleh dipasang.

 

5. Situasi

Ada beberapa situasi yang harus disepakati untuk lepas dari gawai sebagai bentuk penghargaan kita dengan orang lain atau momen tertentu. Misalnya saat beribadah, makan bersama, acara keluarga besar, saat berbicara dengan orang lain, saat menerima tamu atau menjadi tamu, dan saat naik kendaraan. Hal ini perlu dibiasakan supaya anak paham situasi dalam menggunakan gawai.

Itu tadi lima hal penting dalam manajemen penggunaan gawai yang perlu disepakati antara orang tua dan anak. Dengan kesepakatan-kesepakatan yang dibuat dan ditaati bersama, Insya Allah anak akan paham aturan dalam mengoperasikan gawai. Semoga bermanfaat! [Ustadz Bendri Jaisyurrahman]

 

Sumber: Kanal Youtube iDream TV

 

Foto oleh Kampus Production dari Pexels.

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
Tips Mengatasi Anak yang Suka Berbohong

29-11-2024

Pastinya kita menginginkan anak keturunan kita memiliki akhlak seperti penghuni surga yang selalu berkata jujur dan tidak suka berbohong. Pada umumnya, ada dua macam kebohongan yang sering dilakukan anak-anak, yaitu

Cara Menjaga Kesehatan Keluarga

26-11-2024

Ada tujuh hal yang harus dibangun dalam keluarga agar kesehatan mental tetap terjaga. Diantaranya adalah insight, independent, relationship, initiative, creativity, humor, dan spirituality.

Ciri-Ciri Generasi Lemah

28-10-2024

Surat An-Nisa ayat 9 merupakan peringatan bagi para orang tua yang seharusnya takut jika meninggalkan generasi yang lemah (Dzurriyyatan dhi'aafan). Kata "Dhi'aafan" berasal dari kata dasar "Dho'ifan" yang artinya lemah secara psikis.

Cara Berkomunikasi dengan Anak

17-10-2024

Akar permasalahan anak yang susah dinasehati adalah pola komunikasi yang kurang tepat dari orang tua ke anak. Lalu, bagaimana sebenarnya pola komunikasi orang tua ke anak yang tepat menurut Islam?

Long Distance Marriage dalam Islam

28-09-2024

Dalam pernikahan, sering kali ada pasangan yang dihadapkan dengan kondisi harus tinggal berjauhan atau dalam istilah kekinian disebut LDM (Long Distance Marriage). Lalu, bagaimana Islam memandang LDM?

NurHidayah.ID