Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

4 Tipe Keluarga yang Harus Dihindari

Gambar Kosong

Dirjen Binmas Kementrian Agama sempat mencatat angka perceraian di Indonesia, rata-rata sebesar 400.000 kasus terjadi per tahun. Itu artinya, ada sekitar 400.000 keluarga yang terancam karam dan bubar. Sisanya, ada juga yang tetap bertahan. Tak bercerai. Namun tak ada perbaikan.  


Jika keluarga rusak, implikasinya tentulah amat dasyat. Negara pun ikut rusak. Sebab, keluarga akhirnya gagal menghasilkan produk SDM unggul karena salah dalam manajemen keluarga. 


Lagi-lagi, ilmu nikah itu penting. Jangan sampai karena tidak punya ilmunya, keluarga kita termasuk ke dalam salah satu dari 4 tipe keluarga yang mesti dihindari di bawah ini: 


1. Keluarga tipe terminal

Layaknya terminal, rumah hanya dianggap sebagai tempat transit. Pembicaraan di antara anggota keluarga jadi sekedar basa-basi semata. Mereka tak pernah ada rapat serius. Soalnya, tak pernah ada orang yang merasa nyaman untuk menggelar rapat di terminal, kecuali petugas terminal.


Akhirnya, saat masalah bertumpuk, masing-masing anggota keluarga justru saling menyalahkan. Mereka lebih memilih menghindar daripada mencari solusi. 


2. Keluarga tipe kuburan

Dalam keluarga ini, kegiatan berbicara dengan anggota keluarga sangat jarang dilakukan, bahkan sakral. Seorang anak tidak boleh bercanda dengan orang tuanya. Suasana keluarga terasa amat kaku. Namanya juga kuburan. Bercanda sedikit, pamali.


Kalau pun ada seseorang berbicara, maka dia layaknya bicara dengan batu nisan. Orang tersebut hanya ingin didengarkan, tak butuh direspon. Jika direspon, biasanya malah kaget dan nggak nyaman.


3. Keluarga tipe rumah sakit

Di rumah sakit, biasanya ada dua pihak yang merasa berperan penting. Pertama adalah dokter, yang kedua adalah pasien. Dokter merasa dirinya berjasa. Kalau tak ada dirinya, mungkin pasien akan sakit-sakitan terus. Bahkan terancam kehilangan nyawa. 


Namun, pasien juga tak kalah pongah. Menurut pasien, dirinya amat berjasa karena telah membuat dokter bisa bekerja bahkan kaya raya. Intinya, dalam keluarga tipe rumah sakit, masing-masing merasa berjasa. Kalimat sakti mereka, “kalau bukan karena saya, maka.....”


4. Keluarga tipe pabrik

Kita semua tahu bagaimana mekanisme kerja di pabrik. Seorang atasan ingin produksi dan target perusahaan terpenuhi. Sementara, bawahan atau karyawan ingin gaji dan fasilitas mereka dipenuhi. Begitu pula yang terjadi dalam keluarga tipe pabrik. Kata kunci dari keluarga tipe pabrik ini adalah, “pokoknya, saya maunya ......”


Maka, tak heran kalau dalam tipe keluarga satu ini tak ada kerjasama yang terjalin. Setiap anggota keluarga sibuk dengan urusan dan tugasnya masing-masing. Ayah sering menyalahkan ibu jika prestasi anak menurun, ibu dianggap tak pandai mengasuh. Di lain waktu, ibu menyalahkan ayah jika tak mampu membiayai kebutuhan keluarga. Ayah dianggap tak becus mencari nafkah. 


Alih-alih mengharapkan munculnya generasi yang tangguh dan kuat, justru generasi yang kita peroleh adalah anak-anak yang lemah, merasa diabaikan, kurang perhatian, dan tumbuh dengan rasa tidak percaya diri. [Bendri Jaisyurrahman]


Sumber: Fatherman 2.


Foto oleh cottonbro studio dari Pexels.

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
Ciri-Ciri Generasi Lemah

28-10-2024

Surat An-Nisa ayat 9 merupakan peringatan bagi para orang tua yang seharusnya takut jika meninggalkan generasi yang lemah (Dzurriyyatan dhi'aafan). Kata "Dhi'aafan" berasal dari kata dasar "Dho'ifan" yang artinya lemah secara psikis.

Cara Berkomunikasi dengan Anak

17-10-2024

Akar permasalahan anak yang susah dinasehati adalah pola komunikasi yang kurang tepat dari orang tua ke anak. Lalu, bagaimana sebenarnya pola komunikasi orang tua ke anak yang tepat menurut Islam?

Long Distance Marriage dalam Islam

28-09-2024

Dalam pernikahan, sering kali ada pasangan yang dihadapkan dengan kondisi harus tinggal berjauhan atau dalam istilah kekinian disebut LDM (Long Distance Marriage). Lalu, bagaimana Islam memandang LDM?

Penyebab Perselingkuhan

25-09-2024

Di zaman modern ini, kasus perselingkuhan semakin meningkat. Pelakunya pun sudah tidak hanya dari pihak laki-laki saja, tapi juga dari pihak wanita. Apa yang salah Sebenarnya pada keluarga-keluarga modern saat ini hingga mudah berpaling dari pasangan?

Tips Agar Anak Tidak Terdampak Pasca Perceraian

29-08-2024

Paska orang tua bercerai, kondisi rumah akan berubah. Perubahan yang tidak lagi dilandasi adab-adab akan berdampak pada anak-anak. Mereka menjadi lebih sensitif, baper, mudah tersinggung, dan mudah marah. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?

NurHidayah.ID