Cara Mengontrol Diri saat Memarahi Anak

Kontrol diri bisa diibaratkan seperti sebuah perisai. Ketika perisai ini rapuh, maka kontrol diri pun akan hilang. Kontrol diri ini juga bisa diibaratkan sebuah bendungan waduk. Jika bendungan ini runtuh, luaplah semua air bah. Orang tua yang bendungannya tidak kuat, maka air bah mudah meluap dan menghanyutkan sekitarnya.
Maka tugas orang tua adalah memperkokohlah bendungan ini. Bagaimana cara memperkokohnya? Salah satunya dengan memperbaiki kualitas sholat sebagaimana yang disebutkan dalam suatu ayat di Al-Qur’an berikut ini:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ؕ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيۡنَ) ١٥٣)
Yā ayyuhal-lażīna āmanusta‘īnū biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh(ti), innallāha ma‘aṣ-ṣābirīn(a).
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 153)
Dalam ayat di atas, sholat dan sabar menjadi satu kesatuan. Kenapa? Karena kualitas kesabaran tergantung dengan kualitas sholat. Siapa pun yang sholatnya masih terburu-buru karena banyak pekerjaan atau kecapekan, pasti orang itu kesabarannya setipis tisu.
Ketika bersama Allah Ta’ala saja tidak bisa tuma’ninah (tenang dan khusyuk) dan terburu-buru, maka dalam menyikapi tingkah anak pun juga tidak bisa tenang dan terburu-buru pula. Maka, cara pertama menguatkan otot kesabaran adalah memperbaiki kualitas sholat.
Jika otot tubuh kita latih supaya sixpack di fitness center, maka otot kesabaran pun perlu dilatih di sholat center. Bagaimana melatih otot kesabaran di sholat center ini? Jika datang waktu sholat, segera ambil wudhu dan niatkan sholat dengan tuma’ninah.
Bagaimana kalau sudah terlanjur marah? Pada dasarnya, marah berasal dari setan dan setan berasal dari api. Sementara itu, api kalahnya dengan air. Maka saat sedang marah, segera berwudhu atau kalau bisa mandi.
Setelah bepergian, para salafus shalih terbiasa mandi dulu di pemandian umum. Jadi ketika memasuki rumah, emosi yang mereka bawa adalah emosi positif sehingga bisa lebih tenang dalam menyambut anak-anaknya.
Makanya ketika suami pulang kerja, beri dulu transition time. Jangan langsung disuruh pegang anak. Biarkan suami mandi dan meneguk secangkir kopi dulu. Setelah itu, baru berinteraksi dengan istri dan anak. Tubuh yang lelah dan kesal, hanya bisa fresh saat sudah mandi. Wallahu’alam bi shawab. [Bendri Jaisyurrahman]
Sumber: Kanal Youtube “Tsaqofah TV”.
Foto oleh cottonbro studio dari pexels.
5 Kunci Komunikasi Islami dengan Anak
#parenting16-07-2025
Salah satu kunci keberhasilan orang tua terletak pada komunikasi yang tepat dengan anak. Dalam ajaran Islam, komunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan, namun juga membangun hati, karakter, dan masa depan anak.
Pentingnya Ibu Hamil untuk Bahagia
#parenting26-06-2025
Ibu yang bahagia akan melahirkan anak yang bahagia pula. Ibu yang bahagia akan melahirkan anak yang bahagia pula. Jika sang ibu selama kehamilan ibu terlalu stres, kecapekan, dan banyak beban fikiran, maka hal tersebut akan berpengaruh ke janin.
Tips Menjadi Ayah Hebat saat LDR
#parenting25-06-2025
Seorang ayah yang LDR harus memenuhi dua hal yang menjadi kebutuhan anak. Khusus untuk ayah yang LDR, dua hal itu bisa diberikan melalui bantuan teknologi seperti teks WhatsApp, voice note, telepon, atau video call.
Mendidik Adalah Tugas Orang Tua
#parenting27-05-2025
Di Indonesia, masih banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan sepenuhnya pada sekolah.
Malu, Pondasi Dasar Pendidikan Seksualitas
#parenting20-05-2025
Rasa malu ini merupakan pondasi dasar dalam pendidikan seksualitas