Cara Mengajarkan Anak Berani Berkata Tidak
Salah satu ciri anak yang lemah adalah tidak bisa berkata "tidak", bahkan saat ada ajakan keburukan. Padahal kalimat Tauhid dalam Islam diawali dengan kata "tidak", la ilaaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah). Ini berarti kita harus berani menolak Tuhan-Tuhan yang lain sebelum mempercayai Allah Ta'ala sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Skill berkata "tidak" ini mampu menghindarkan anak-anak menjadi Generasi Immah’ah (ikut-ikutan) atau hanya menjadi pengikut (follower). Lalu, bagaimana cara membentuk anak yang berani berkata "tidak"? Bentuk dan perkuat self-esteem (penghargaan terhadap diri sendiri) anak melalui cara-cara berikut ini:
1. Isi penuh tangki cinta anak
Anak-anak yang berani berkata "tidak" adalah mereka yang memiliki self-esteem kuat. Berdasarkan riset para ahli, anak-anak yang memiliki self-esteem yang kuat biasanya mendapat cukup asupan cinta dan kasih sayang dari orang tuanya, baik secara verbal maupun fisik. Jika anak memiliki self-esteem yang kuat, maka mereka akan bisa mempengaruhi teman-temannya atau lingkungannya.
2. Hindari pola asuh otoriter
Pola asuh orang tua yang otoriter juga memiliki kontribusi dalam pembentukan anak yang memiliki self-esteem lemah. Ada tiga ciri anak yang mendapat pola asuh otoriter: saat bicara tidak berani menatap mata lawan bicara karena terbiasa hidup dalam ketakutan, gerakannya cenderung minimalis karena terbiasa sedikit-sedikit dilarang, dan ekspresi wajahnya datar (tidak ekspresif) karena tidak pernah diberi kesempatan mengekspresikan diri.
3. Pastikan anak memiliki fase perkembangan ego yang cukup
Usia 0-7 tahun merupakan fase perkembangan egonya anak-anak. Makanya, anak-anak biasanya memiliki sifat pelit di usia ini. Sebaiknya, ego anak di fase usia ini janganlah diintervensi. Biarkan mereka menghabiskan masa egonya hingga tuntas. Jangan mudah men-judge anak di fase ini dengan hukum-hukum syariat, misalnya: “Ayo, jangan pelit! Allah nggak suka, lho!”. Akhirnya, hal ini akan membentuk pribadi sholeh, tapi suka "nggak enakan" sama orang lain.
4. Melatih kemampuan berfikir
Salah satu cara melatih kemampuan berfikir anak adalah menghadapkan anak pada pilihan-pilihan. Asalkan pilihan itu masih dalam koridor kebaikan, biarkan anak memilih pilihannya sendiri melalui kemampuannya menganalisis sesuatu. Supaya anak memiliki daya analisis baik, maka orang tua perlu membiasakan berdiskusi dengan anak sejak kecil dalam menentukan suatu pilihan.
Wallahu’alam bi shawab. [Bendri Jaisyurrahman]
Sumber: Kanal Youtube "Fatherman".
Foto oleh Didik dari Puskomdatin YNH.
Pentingnya Ibu Dekat dengan Anak Perempuannya
#parenting31-12-2024
Penting sekali para ibu menjadi bestie bagi anak perempuannya. Jika sudah menjadi bestie, maka ibu akan menjadi role model bagi anak perempuan dalam banyak hal seperti cara berpakaian, berbicara, dan bersikap.
Tips Mendidik Anak dengan Syukur
#parenting24-12-2024
Orang tua sering lupa bersyukur atas kelebihan-kelebihan anaknya karena yang dilihat hanya kekurangannya saja. Padahal rasa syukur orang tua terhadap anak akan mempengaruhi suasana di dalam rumah.
Penyebab Anak Suka Berbohong
#parenting29-11-2024
Bagaimana mengatasi anak yang suka berbohong? Sebelum mengatasinya, orang tua perlu mengetahui dulu penyebab anak suka berbohong. Penyebab tersebut antara lain karena perlakuan kasar, tuntutan yang berlebihan, dan kurang apresiasi.
Cara Menjaga Kesehatan Keluarga
#parenting26-11-2024
Ada tujuh hal yang harus dibangun dalam keluarga agar kesehatan mental tetap terjaga. Diantaranya adalah insight, independent, relationship, initiative, creativity, humor, dan spirituality.
Ciri-Ciri Generasi Lemah
#parenting28-10-2024
Surat An-Nisa ayat 9 merupakan peringatan bagi para orang tua yang seharusnya takut jika meninggalkan generasi yang lemah (Dzurriyyatan dhi'aafan). Kata "Dhi'aafan" berasal dari kata dasar "Dho'ifan" yang artinya lemah secara psikis.