Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Tips Mendidik Anak dengan Syukur

Gambar Kosong

Orang tua sering lupa bersyukur atas kelebihan-kelebihan anaknya karena yang dilihat hanya kekurangannya saja. Makanya Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu bersyukur dengan mengucapkan “Alhamdulillah 'ala kulli hal” yang artinya “segala puji bagi Allah Ta’ala atas setiap keadaan”. Mental syukur yang diajarkan beliau ini sangat dibutuhkan agar kita bisa memandang segala hal, termasuk dalam mendidik anak dari sudut pandang yang positif.


Rasa syukur orang tua terhadap anak akan mempengaruhi suasana di dalam rumah. Orang tua yang kurang bersyukur akan selalu berkeluh kesah dengan sikap anak-anaknya. Hal tersebut hanya akan membuat anak merasa selalu disalahkan dan membuat anak merasa tidak nyaman dengan orang tuanya sendiri.


Misalnya saja ketika orang tua mendefinisikan anak sholeh adalah anak yang bangun sebelum Subuh, sholat berjamaah ke masjid, tilawah sampai Syuruq, dan siap-siap berangkat sekolah. Ketika anak sesekali bangun agak kesiangan, orang tua merasa sangat kecewa. 


Kita sebagai orang tua sering menuntut anak-anak bak malaikat. Jika ada kekurangannya langsung dicela. Tapi kalau ada kelebihannya, kita abaikan. Itulah yang menyebabkan anak kita sulit berubah karena hati kita belum lapang menerima anak apa adanya (Ridho). Orang tua yang tidak Ridho inilah yang membuat Allah Ta’ala juga tidak ridho pada anak kita.


Dalam kondisi inilah the real parenting orang tua diuji. Parenting sesungguhnya bukan tentang bagaimana menjadikan anak seperti yang orang tua inginkan, tapi bagaimana orang tua menghadapi berbagai kelebihan dan kekurangan anak. Parenting bukanlah tentang bagaimana mendidik anak supaya mau sholat, tapi bagaimana kita sebagai orang tua berhasil menginspirasi anak supaya mau sholat.


Kita bisa belajar dari kisah Nabi Nuh ‘Alaihissalam yang tetap sabar dan lemah lembut pada anaknya yang tidak mau menyembah Allah Ta’ala (kafir). Walaupun anaknya kafir, Allah Ta’ala tetap mencatat Nabi Nuh ‘Alaihissalam sebagai orang tua yang sukses karena kesabarannya menghadapi anaknya.


Dari kisah Nabi Nuh ‘Alaihissalam di atas bisa disimpulkan bahwa sesungguhnya yang dihisab Allah Ta’ala bukanlah bagaimana hasil didikan kita, tapi bagaimana sikap orang tua dalam proses mendidik anak-anaknya dengan menerima segala kelebihan dan kekurangannya. Inilah mental syukur yang diajarkan beliau. Wallahu’alam bi shawab. [Bendri Jaisyurrahman]


Sumber: Kanal Youtube "Fit Pro Mindset".


Foto oleh SyauqiFillah dari Pixabay.


Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
Pahami "Bahasa Kasih" Anak

23-08-2025

Mengapa kadang anak terlihat tak nyaman, mudah ngambek, atau bahkan menunjukkan perilaku yang menyimpang? Jawabannya bisa terletak pada sesuatu yang sederhana namun sering terabaikan: bahasa kasih.

5 Kunci Komunikasi Islami dengan Anak

16-07-2025

Salah satu kunci keberhasilan orang tua terletak pada komunikasi yang tepat dengan anak. Dalam ajaran Islam, komunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan, namun juga membangun hati, karakter, dan masa depan anak.

Pentingnya Ibu Hamil untuk Bahagia

26-06-2025

Ibu yang hamil wajib dan berhak bahagia selama hamil. Ibu yang bahagia akan melahirkan anak yang bahagia pula. Jika sang ibu selama kehamilan ibu terlalu stres, kecapekan, dan banyak beban pikiran, maka hal tersebut akan berpengaruh ke janin.

Tips Menjadi Ayah Hebat saat LDR

25-06-2025

Seorang ayah yang LDR harus memenuhi dua hal yang menjadi kebutuhan anak. Khusus untuk ayah yang LDR, dua hal itu bisa diberikan melalui bantuan teknologi seperti teks WhatsApp, voice note, telepon, atau video call.

Mendidik Adalah Tugas Orang Tua

27-05-2025

Di Indonesia, masih banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan sepenuhnya pada sekolah.

NurHidayah.ID