Mengelola Konflik dalam Keluarga
Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.
Pak Iqbal, saya ingin bertanya tentang bagaimana mengelola konflik dalam keluarga. Apa saja yang bisa menjadi sumber konflik dalam keluarga? Apakah benar hal-hal sepele seperti pekerjaan rumah tangga bisa menyebabkan konflik? Apa solusinya jika terjadi konflik dalam keluarga? Terima kasih, jazakallahu khair.
Dian, Karanganyar
Wa’alaikumsalam wa rahmatullah wa barakaatuh.
Ibu Dian yang baik, terima kasih untuk pertanyaannya. Saya kira banyak orang mengalami konflik keluarga seperti pertanyaan ibu. Konflik merupakan sebuah dinamika dalam kehidupan keluarga. Tidak ada keluarga yang tidak punya masalah, namun setiap keluarga memiliki tingkatan masalah yang berbeda-beda.
Yang bisa menjadi sumber konflik bisa banyak hal. Masalah itu dibagi dua, yaitu masalah internal dan eksternal. Masalah yang internal meliputi kemampuan kita dalam mengendalikan emosi, komunikasi yang tidak sehat, luka batin, kurangnya pemahaman tentang peran dalam rumah tangga, dan lain sebagainya.
Masalah eksternal meliputi ekonomi, kecukupan sandang, pangan, papan, atau kenyamanan tempat tinggal. Bisa juga berupa pihak ketiga atau keluarga yang turut campur dalam urusan rumah tangga, dan lain sebagainya.
Konflik akan menjadi besar bila tidak segera diselesaikan, sehingga mencapai puncak dan bisa menimbulkan kerusakan dalam rumah tangga. Seringkali kita kurang menyadari pentingnya memperhatikan kenyamanan fisik dan psikologis pasangan. Misal ketika sedang dalam kondisi lelah atau stres karena masalah pekerjaan, lalu pasangan membahas sesuatu yang serius. Karena kita sedang tidak dalam kondisi yang nyaman untuk membicarakannya, maka terjadilah konflik.
Untuk itu, saran saya bagi yang saat ini yang menghadapi konflik:
1. Jangan membahas masalah dalam keadaan capek, lelah, dan tidak nyaman.
2. Batasi konflik dan fokus untuk menyelesaikannya. Bila ternyata konflik makin melebar, sebaiknya mintalah bantuan pihak ketiga seperti keluarga, tokoh agama, atau konselor keluarga sebagai tenaga profesional)
3. Untuk mengurangi konflik sebaiknya ada upaya saling memperbaiki komunikasi agar lebih suportif dan positif. Tumbuhkan semangat saling menghargai, saling mengapresiasi, dan saling menghormati. Biasakan untuk mengucapkan tiga kata ajaib: maaf, tolong, dan terima kasih.
4. Membangun bonding bersama pasangan agar terjalin kedekatan dan saling keterbukaan. Bila bonding-nya bagus insya Allah akan menumbuhkan rasa cinta yang mendalam dan dapat mempersempit risiko konflik.
5. Meningkatkan religiusitas dan spiritualitas. Semakin dekat hubungan dengan Sang Khalik dan intensitas ibadah meningkat, harapannya bisa meningkatkan kesabaran dan mengurangi sifat marah dalam diri kita. Dengan begitu konflik tidak mudah tersulut.
Wallahu'alam bish-shawab.
Muhammad Iqbal
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Owner Rumah Konseling
IG: @muhammadiqbalphd, youtube channel: rumah konseling official
Foto oleh Freepik.
Cara Membayar Hutang Pengasuhan
#konsultasi psikologi21-11-2024
Menurut para ahli, hutang pengasuhan ini akan ditagih oleh anak saat usia remaja (sekitar 10 tahun ke atas).
Tips Manajemen Waktu
#konsultasi psikologi29-10-2024
Orang yang mampu melakukan manajemen waktu dengan baik akan lebih produktif. Mereka akan bisa melakukan berbagai aktivitas dan menggapai capaian-capaiannya. Lalu, bagaimana tips manajemen waktu yang baik?
Batasan Memuji Anak
#konsultasi psikologi30-09-2024
Apakah benar terlalu sering memuji itu kurang baik bagi perkembangan anak? Soalnya, anak yang tidak pernah dipuji orang tua akan memaknai perlakuan tersebut sebagai penolakan dan ancaman yang membuat dirinya merasa tidak terlindungi.
Tips Beradaptasi di Sekolah Baru
#konsultasi psikologi26-08-2024
penyesuaian diri terhadap lingkungan dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyesuaian diri akademik, penyesuaian diri sosial, serta penyesuaian diri emosional. Lalu, bagaimana agar kita dapat melakukan penyesuaian diri di sekolah dengan baik?
Mengatasi Anak yang Suka Membantah
#konsultasi psikologi16-07-2024
Sebagai orang tua, pastinya kita ingin anak kita menjadi anak yang penurut dan tidak melawan saat diberi nasehat kebaikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak kita tidak melawan saat dinasehati, diantaranya: