Jadilah Tempat Curhat Anak
Selamat bagi para orang tua yang telah menjadi tempat curhat anak, terutama anaknya yang mulai beranjak remaja! Anda berarti telah sukses membangun kedekatan dengan anak. Dengan menjadi tempat curhat anak, orang tua bisa memperoleh berbagai informasi tentang apa saja yang anak kita alami, bisa gambaran tentang teman-teman mereka, keinginan-keinginan mereka, dan cara pandang mereka.
Dengan menjadi tempat curhat anak, orang tua dapat lebih mudah memberi nasihat untuk mereka. Ketika anak memiliki orang tua yang mereka percaya, mereka tidak akan mudah menyebar keluh kesah di jejaring sosial. Mereka juga terhindar dari kemungkinan curhat pada orang yang salah, karena bisa saja salahnya memilih teman curhat akan berakibat eerbarnya aib anak kita. Maka, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar anak merasa nyaman curhat dengan orang tua:
1. Beradaptasi
Ayah, bunda, mengertilah! Anak kita yang belia baru mengalami pengalaman-pengalaman pertama di hidup mereka. Di usia remaja, mereka sedang berapi-api dan penuh gejolak emosi. Oleh karenanya, kita sebagai orang tua harus menurunkan tensi dan berlapang dada untuk mendekat pada mereka. Biarkan anak kita “klik” dan berteman dengan ayah-bundanya.
2. Cari tahu hal yang dia sukai
Agar bisa lebih “nyambung,” orang tua harus tahu kesukaan anak, diantaranya: hobi, makanan kesukaan, atau hal-hal yang diminati anak kita. Pengetahuan orang tua seputar itu dapat membantu menghubungkan hati orang tua dengan mereka. Jika berhasil, kita sebagai orang tua suatu saat dapat memberikan hadiah yang disukainya sebagai bentuk perhatian.
3. Dengarkan dengan seksama, jangan menyela
Biarkan putra-putri Ayah dan Bunda menyelesaikan cerita mereka. Jangan menyela apalagi menghakimi dulu, meskipun kita tahu mereka bersalah. Biarkan mereka mengeluarkan isi fikiran, perasaan, dan segenap emosi. Jika deburan perasaan mereka telah mereda, barulah kita memberi nasihat serta mengutarakan pendapat kita sebagai orang tua sekaligus teman curhat mereka.
4. Beri solusi sampai tuntas
Kita harus cermat dalam mengamati harapan anak kepada kita kala mereka berbagi cerita. Apakah mereka hanya ingin didengarkan atau meminta bantuan? Setelah mendengarkan curahan hati mereka, berilah masukan dan dampingilah mereka dalam menanggapi permasalahan. Amati sejauh mana mereka mampu menghadapi masalah mereka.
5. Tegas bukan berarti memarahi
Bersikap tegas kepada anak sangat dibutuhkan dalam kondisi-kondisi tertentu. Akan tetapi perlu dicatat: tegas bukan berarti diekspresikan dengan memarahi. Tegas adalah tindakan yang dilandasi akal jernih dan kasih sayang. Orang yang dikuasai amarah cenderung kehilangan kontrol terhadap seleksi kata-kata mereka. Nada bicara orang marah cenderung tinggi dan mengandung unsur bentakan.
6. Jangan mengekang mereka
Perhatian, kasih sayang, dan kekhawatiran kerap memicu sisi protektif hingga tak heran jika orang tua banyak membuat aturan untuk anak. Tidak boleh ini, tidak boleh itu,. dan semacamnya. Di pihak anak, aturan yang kaku akan menimbulkan kesan bahwa orang tuanya old-fashioned, kolot, dan tidak mengerti dunia remaja. Aturan-aturan sepihak orang tua inilah yang akan membuat anak terkekang. Alangkah lebih bijaksananya, orang tua mengajak anak diskusi dua arah dari hati ke hati untuk membuat aturan dan batasan-batasan yang disepakati dengan anak.
7. Bantu mereka menyelesaikan masalah
Problematika kerap terjadi di masa pencarian jati diri anak remaja. Maka, pendampingan oran gtua adalah hal yang sangat mereka butuhkan. Jangan ragu untuk membantu mereka menyelesaikan masalah mereka. Sebab sudah seharusnya orang tua menjadi pihak pertama yang dipercayai anak dalam menyelesaikan segala masalahnya. [Wida Az Zahida/Ayah, Bunda, Dampingi Aku Menuju Remaja!]
Oleh : Widayati Lestari, M. Psi.
Dosen IAIN Salatiga dan Konselor Biro Psikologi Tazkia.
Foto oleh Timur Weber dari Pexels.
Ciri-Ciri Generasi Lemah
#parenting28-10-2024
Surat An-Nisa ayat 9 merupakan peringatan bagi para orang tua yang seharusnya takut jika meninggalkan generasi yang lemah (Dzurriyyatan dhi'aafan). Kata "Dhi'aafan" berasal dari kata dasar "Dho'ifan" yang artinya lemah secara psikis.
Cara Berkomunikasi dengan Anak
#parenting17-10-2024
Akar permasalahan anak yang susah dinasehati adalah pola komunikasi yang kurang tepat dari orang tua ke anak. Lalu, bagaimana sebenarnya pola komunikasi orang tua ke anak yang tepat menurut Islam?
Long Distance Marriage dalam Islam
#parenting28-09-2024
Dalam pernikahan, sering kali ada pasangan yang dihadapkan dengan kondisi harus tinggal berjauhan atau dalam istilah kekinian disebut LDM (Long Distance Marriage). Lalu, bagaimana Islam memandang LDM?
Penyebab Perselingkuhan
#parenting25-09-2024
Di zaman modern ini, kasus perselingkuhan semakin meningkat. Pelakunya pun sudah tidak hanya dari pihak laki-laki saja, tapi juga dari pihak wanita. Apa yang salah Sebenarnya pada keluarga-keluarga modern saat ini hingga mudah berpaling dari pasangan?
Tips Agar Anak Tidak Terdampak Pasca Perceraian
#parenting29-08-2024
Paska orang tua bercerai, kondisi rumah akan berubah. Perubahan yang tidak lagi dilandasi adab-adab akan berdampak pada anak-anak. Mereka menjadi lebih sensitif, baper, mudah tersinggung, dan mudah marah. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?