Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Cara Melatih Anak Mengelola Emosi

Gambar Kosong

Salah satu skill yang harus diajarkan orang tua kepada anak adalah skill mengendalikan marah. Jangan sampai anak tidak menguasai skill ini lalu menjadi pribadi yang bersumbu pendek. Dikit-dikit ngamuk, dikit-dikit pukul. Jika anak tidak pandai mengelola emosinya, tentu ini bisa menimbulkan banyak masalah di masa mendatang.


Penting sekali para orang tua membentuk anak menjadi pribadi yang tegas, tapi tidak pemarah. Sifat tegas menunjukkan jiwa yang sakinah. Anak yang cerdas secara emosi, ia akan menjadi pribadi yang menyenangkan dan tidak menimbulkan trauma bagi orang lain. Lalu, bagaimana cara melatih anak mengelola emosi?


1. Pembentukan jiwa anak bermula sejak dalam kandungan

Sebenarnya, ketenangan jiwa anak bermula saat dalam kandungan. Jika ibunya mengandung dengan perasaan tenang dan bahagia, maka emosi janin cenderung lebih stabil. Beberapa penelitian medis pun sudah membuktikan bahwa ibu hamil yang bahagia akan melahirkan anak yang bahagia pula. Jadi, ibu hamil usahakan jangan stres dan harus bahagia.


2Mencurahkan kasih sayang pada anak

Anak yang mendapatkan asupan kasih sayang yang cukup dari orang tua dan orang-orang sekitarnya, maka jiwanya akan lebih tenang dan tidak temperamental. Sebaliknya, anak yang sering mendapatkan luapan emosi negatif dari orang-orang sekitarnya, maka ia akan tumbuh menjadi sosok yang pemarah. Sejatinya, anak adalah peniru yang ulung.


3. Membantu anak mengenali perasaannya

Orang tua bisa membantu anak mengenali ragam perasaannya. Misalnya ketika anak tantrum, orang tua bisa mengatakan, “adik lagi marah, ya, sama Bunda?” atau “adik kecewa, ya, karena nggak dibelikan mainan?”. Dari sini, anak akan belajar mengenali perasaan yang sedang ia rasakan dan belajar mengungkapkan perasaannya itu. Sehingga ketika anak marah, ia tidak akan melampiaskan lewat anggota tubuhnya dengan mendorong, memukul, dan kekerasan-kerasan fisik lainnya.


4. Melatih daya analisis anak orang

Orang tua perlu melatih kemampuan anak menganalisis sesuatu dengan sering mengajak berdiskusi. Dalam diskusi, sering-seringlah bertanya, “bagaimana pendapatmu, Nak?”. Hal ini akan merangsang otak anak dalam menganalisis suatu masalah. Sehingga ketika anak bertemu dengan seseorang yang tutur kata atau perilakunya memancing emosinya, ia akan lebih mudah menetralisir emosinya dari sudut pandang logika.


5. Mengasah jiwa empati anak

Lawan marah adalah empati. Supaya anak bisa mengontrol emosi, latihlah anak untuk berempati. Orang tua bisa sering mengajak anak melihat orang-orang yang kehidupannya lebih susah, lalu katakan, “Kasihan, ya, bapak itu. Sudah tua tapi masih harus bekerja”. Dengan begini, anak akan terlatih melihat masalah dari sudut pandang orang lain. [Bendri Jaisyurrahman]


Sumber: Kanal Youtube "Fatherman".


Foto oleh Didik dari Puskomdatin YNH. 

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
Ketika Pasangan Tak Sesuai Harapan

15-03-2025

Banyak orang yang mendapatkan pasangan yang tidak sesuai ekspektasi sebelum menjelang pernikahan. Inilah yang membuat seseorang berada dalam kebimbangan, apakah tetap bertahan atau berpisah?

Keahlian Ibu yang Memikat Hati Anak

14-03-2025

Seorang ibu pastinya ingin dekat dengan anak-anaknya dan selalu dirindukan oleh mereka. Tapi bagaimana caranya?

Tips Menjadi Ibu yang Nyaman Bagi Anak

13-02-2025

Seorang anak pasti ingin memiliki ibu yang memberikan kenyamanan. Ibu yang selalu ada untuk anak dan siap mendengar keluh kesahnya sehingga rumah menjadi tempat paling tenang bagi anak.

Dampak Orang Tua Kasar pada Anak

12-02-2025

Setiap orang tua pasti ingin kebaikannya selalu dikenang oleh anak. Maka orang tua perlu berlaku lemah lembut pada anak. Sejatinya, setiap manusia senang dengan kelembutan. Begitu pula dengan anak-anak.

Kebiasaan Orang Tua yang Merusak Jiwa Anak

30-01-2025

Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik serta sehat fisik dan jiwanya. Tapi sering kali para orang melakukan hal-hal yang justru merusak jiwa anak. Apa saja itu? Konselor parenting dan keluarga, Ustad Bendri Jaisyurrahman menjelaskan bahwa ada kebiasaan-kebiasaan orang tua yang bisa merusak jiwa anak, antara lain:

NurHidayah.ID