Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Jadikan Suasana Rumah Penuh Canda Tawa

Gambar Kosong


Salah satu kebiasaan penduduk surga diceritakan dalam QS. As-Saffat: 50

فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَآءَلُونَ

Fa aqbala ba'ḍuhum 'alā ba'ḍiy yatasā`alụn

Artinya: “Lalu mereka duduk berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap.”


Nah, keluarga yang bervisi surga jangan sampai tidak mencerminkan kebiasaan penduduk surga yang suka bercakap-cakap. Jangan sampai keluarga kita kondisinya seperti terminal yang semua orang di dalamnya sibuk dengan urusan masing-masing dan jarang ‘ngobrol’.


Meja makan bisa menjadi salah satu tempat favorit untuk ‘ngumpul’ bersama keluarga. Di meja makan, kita bisa santai menikmati sajian makanan sambil bercakap-cakap satu sama lain, saling memotivasi, saling mengingatkan, dan saling menumpahkan isi hati. Para ahli sering menyebut ini dengan istilah “Bla, bla, bla time”, waktu ngobrol yang nggak penting tapi penting bagi jiwa.


Jangan jadikan rumah menjadi terlalu serius, tegang, dan kaku. Orang tua perlu mengajak anak ngobrol yang seru-seru dan ringan agar membuat anak tertawa. Kita sesekali perlu ‘ngakak’ bareng keluarga agar kejiwaan tetap waras.


Jangan jadikan rumah seperti model Hitler atau Kim Jong Un yang setiap ada senyuman, langsung ada ancaman bom meledak. Suasana seperti ini juga akan membentuk karakter anak yang kaku dan tertekan jiwanya pula.


Memang dalam Islam melarang kita tertawa berlebihan seperti dalam hadist Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam

 فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ , وَلاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ

"Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati." (HR. Ibnu Majah no 3400)


Tapi perlu diingat pula bahwa Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kita untuk selalu tersenyum dan tertawa. Bahkan rumah tangga beliau pun dipenuhi dengan canda dan tawa bersama istri-istrinya.


Seperti sahabat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Zaid bin Tsabit yang saat di luar terlihat gagah perkasa, tapi bagi keluarganya, beliau seperti pelawak yang suka melucu. Sehingga ini membuat beliau sangat akrab dan hangat dengan keluarganya.


Kenapa anak sekarang banyak yang kecanduan gadget? Karena gadget menawarkan sesuatu yang tidak serius dan bisa menghibur hatinya. Sedangkan orang tua tidak memberikan kebutuhan anak dalam hal itu. Orang tua terasa tidak asyik dan tidak menghibur bagi anak. Yang ada orang tua hanya jadi penuntut.


Ya, itulah sejatinya keluarga surga. Saling bercanda ria dan bercakap-cakap. Jika saat ini kondisi rumah kita masih kaku dan tegang, yuk mari introspeksi diri! Pasti ada sesuatu yang salah dalam memanajemennya. Wallahua’alam bi shawab. [Bendri Jaisyurrahman]


Sumber: Kanal Youtube ‘SalingSapa TV’


Foto dari Freepik. 

 

 

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
Tips Menjadi Single Parent yang Tangguh

29-06-2024

Bagaimana cara menjadi menjadi single parent yang tangguh dan tetap bisa mendidik anak-anak menjadi generasi yang berkualitas? Ustad Bendri Jaisyurrahman menjelaskan bahwa dalam mendidik anak, seorang single parent harus memenuhi dua kebutuhan anak yang tidak didapat seperti keluarga yang utuh, yaitu:

Jadikan Suasana Rumah Penuh Canda Tawa

29-06-2024

Nah, keluarga yang bervisi surga jangan sampai tidak mencerminkan kebiasaan penduduk surga yang suka bercakap-cakap. Jangan sampai keluarga kita kondisinya seperti terminal yang semua orang di dalamnya sibuk dengan urusan masing-masing dan jarang ‘ngobrol’.

Menjadi Ayah yang Dirindukan

31-05-2024

Dalam khazanah Islam, banyak dikisahkan ayah-ayah yang sibuk dan jarang pulang, tapi bisa membuat anaknya kagum dan mengidolakan mereka, seperti Nabi Ibrahim pulang setahun sekali, Abdullah bin Qosim pulang 17 tahun sekali, panglima perang Farrukh pulang 30 tahun sekali. Tapi dari ayah-ayah hebat yang jarang pulang ini membuat anak-anaknya kagum dengan sosok ayah dan mengikuti jejak ayahnya.

Kebiasaan Salah dalam Mengasuh Anak

27-05-2024

Sejatinya setiap anak lahir dalam keadaan fitrah (baik). Jadi tidak benar ada istilah ‘nakal turunan’. Jika ada kenakalan atau kesalahan anak, sejatinya orang tua lah yang pertama bertanggungjawab. Bisa jadi orang tua telah salah dalam mengasuhnya selama ini. Ada beberapa kebiasaan salah dalam mengasuh anak yang sering tidak disadari orang tua.

Keutamaan Menjadi Suami & Ayah yang Baik

26-04-2024

Jika suami bersikap baik terhadap istrinya, maka istri akan menceritakan kebaikan-kebaikannya pada anak-anaknya. Sehingga anak akan merasa bangga dengan ayahnya, mengidolakannya, dan bahkan terinspirasi ingin menjadi seperti ayahnya.

NurHidayah.ID