Nak, Jadikan Ayah dan Ibu Sahabatmu!
Setiap orang tua tentu ingin menjadi sahabat terbaik bagi anak-anaknya. Dengan begitu, anak bisa leluasa menceritakan perasaan dan berbagai pengalamannya kepada orang tua. Tapi, hubungan dekat antara orang tua dan anak tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada beberapa upaya yang harus dilakukan orang tua demi membangun kedekatan ini. Kunci pertamanya ialah membangun komunikasi dan keterbukaan anak sejak dini.
Seperti yang dilakukan Muslikah, Wakil Kepala (Waka) Bagian Kurikulum SDIT Nur Hidayah. Ibu dari dua orang putri ini sudah melatih anak-anaknya untuk bersikap terbuka sejak usia dini. Kedua putrinya selalu dibiasakan bercerita tentang berbagai hal yang ia rasakan dan alami kepada orang tuanya. Menurut Muslikah, pendekatan ke setiap anak berbeda-beda, disesuaikan dengan karakternya masing-masing.
Muslikah melanjutkan, “Kedua anak saya pun memiliki karakter yang jauh berbeda. Anak pertama, cenderung pemalu dan tertutup. Sedangkan anak kedua, sangat supel dan terbuka. Perbedaan ini pun membuat kami sebagai orang tua harus menciptakan trik yang berbeda pula dalam proses pendekatan keduanya.”
“Dalam pendekatan anak pertama, kami perlu ‘memancing’ agar ia mau membuka komunikasi,” jelasnya, “Caranya, dengan menyampaikan cerita kebaikan saat ayah atau ibunya masih seusia mereka dulu. Dari situ, anak mulai merespon cerita kami. Akhirnya, pembincangan mulai mengalir dan lama-lama anak merasa nyaman menceritakan berbagai hal dengan orangtuanya.”
Berbeda lagi dengan anak kedua, tutur Muslikah, karena karakternya memang terbuka, jadi kami tidak perlu trik khusus seperti anak pertama. Karakter anak seperti ini lebih memudahkan kami dalam pendekatannya, karena ia memang dasarnya suka banyak bercerita kepada kami. Nah, tapi dalam pendekatan keduanya, kami tidak lakukan dalam waktu bersamaan. Jadi, dilakukan secara empat mata saja.
Selain menerapkan trik berdasarkan karakter tersebut, suami Muslikah, Lilik Prihyanto juga sering melakukan pendekatan ke anak-anak melalui kisah Nabi dan sahabat. Kisah yang disampaikan pun disesuaikan dengan tema yang sedang dibicarakan. Misalnya, ketika membahas tentang ketertarikan dengan lawan jenis, Lilik akan menceritakan kisah Ali Radhiyallahu ‘anhu dan Fatimah Radhiyallahu ‘anha yang berhasil menjaga kesucian rasa cinta mereka hingga ke jenjang pernikahan.
Tak hanya kisah terdahulu yang diceritakan, Muslikah dan suami pun mengimbanginya dengan kisah public figure yang sedang hits di kalangan anak muda, agar lebih kekinian dan mudah dipahami. “Jika anak-anak kita yang milenial dikasih contoh kisah terdahulu, membayangkannya terlalu jauh dan mereka juga akan protes, ada beberapa hal di kehidupan dulu yang tidak relevan dengan kondisi zaman sekarang,” tutur Muslikah. [Noviana Sari]
Foto oleh Melike Benli dari Pexels.
Ciri-Ciri Generasi Lemah
#parenting28-10-2024
Surat An-Nisa ayat 9 merupakan peringatan bagi para orang tua yang seharusnya takut jika meninggalkan generasi yang lemah (Dzurriyyatan dhi'aafan). Kata "Dhi'aafan" berasal dari kata dasar "Dho'ifan" yang artinya lemah secara psikis.
Cara Berkomunikasi dengan Anak
#parenting17-10-2024
Akar permasalahan anak yang susah dinasehati adalah pola komunikasi yang kurang tepat dari orang tua ke anak. Lalu, bagaimana sebenarnya pola komunikasi orang tua ke anak yang tepat menurut Islam?
Long Distance Marriage dalam Islam
#parenting28-09-2024
Dalam pernikahan, sering kali ada pasangan yang dihadapkan dengan kondisi harus tinggal berjauhan atau dalam istilah kekinian disebut LDM (Long Distance Marriage). Lalu, bagaimana Islam memandang LDM?
Penyebab Perselingkuhan
#parenting25-09-2024
Di zaman modern ini, kasus perselingkuhan semakin meningkat. Pelakunya pun sudah tidak hanya dari pihak laki-laki saja, tapi juga dari pihak wanita. Apa yang salah Sebenarnya pada keluarga-keluarga modern saat ini hingga mudah berpaling dari pasangan?
Tips Agar Anak Tidak Terdampak Pasca Perceraian
#parenting29-08-2024
Paska orang tua bercerai, kondisi rumah akan berubah. Perubahan yang tidak lagi dilandasi adab-adab akan berdampak pada anak-anak. Mereka menjadi lebih sensitif, baper, mudah tersinggung, dan mudah marah. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?