Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Kebiasaan Salah dalam Mengasuh Anak

Gambar Kosong

Sejatinya, setiap anak lahir dalam keadaan Fitrah (baik). Jadi, tidak benar ada istilah "nakal turunan". Jika ada kenakalan atau kesalahan anak, orang tualah yang pertama bertanggung jawab. Bisa jadi orang tua telah salah dalam mengasuhnya selama ini. Ada beberapa kebiasaan salah dalam mengasuh anak yang sering tidak disadari orang tua, antara lain:


1. Tidak mengawali pagi dengan gembira

Kita bisa meneladani Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengawali pagi dengan pertanyaan yang ringan dan menggembirakan.


Dikisahkan dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu'anhu bahwa apabila telah selesai melaksanakan Shalat Subuh, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap ke arah kami seraya berkata, "siapa di antara kalian yang bermimpi tadi malam?" Samurah melanjutkan kisahnya, "apabila ada seseorang di antara kami yang bermimpi, maka dia menceritakan mimpinya. Lalu, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Masya Allah (sesuai kehendak Allah Ta'ala)"... (H.R. Bukhari no.1297).


2. Acuh/tidak peduli

Banyak orang tua yang hanya fokus ke pemenuhan kebutuhan jasmani anak saja, tanpa memperhatikan sisi psikologisnya. Ini petaka besar yang bisa membuat banyak penyimpangan akhlak anak. Kesibukan orang tua bukanlah alasan untuk acuh atau tidak peduli pada anak.


Kita bisa meneladani Hasan Al-Banna yang walaupun sibuk, tapi kemana-mana selalu membawa map yang berisi catatan perkembangan anak yang ditulis oleh istrinya sendiri. Catatan ini sebagai bahan perbincangan ketika ia pulang bertemu anaknya nanti.


3. Tidak bertanya hobi

Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika bertemu anak-anak tidak bertanya, "bagaimana tugasmu? Sudah shalat belum? Bagaimana hafalanmu?". Tapi, beliau akan menyakan tentang kesukaan/hobinya. Hal ini dikisahkan dalam sebuah hadist berikut ini:


... انَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا، وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ أَبُو عُمَيْرٍ ـ قَالَ أَحْسِبُهُ فَطِيمٌ ـ وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ, ‏"‏ يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ "‏‏.‏ نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ

Anannabiyu Shallallahu 'alaihi wa sallam aḥsanannās khuluqan. Wakāna lī akhuyyuqālu lahu Abu 'Umair. Qāla aḥsibuhu faṭīmun. Wakāna iżajā a qāla, "yā Abā 'Umair mā fa'alan Nugair". Nugarun kāna yal'abu bih... .

Artinya: "Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling bagus akhlaknya. Aku (Anas) mempunyai seorang saudara laki-laki yang dikenal dengan kunyah Abu 'Umair. Pada saat itu, aku mengira dia masih dalam usia menyusui (kurang dari 2 tahun). Apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam datang, biasanya beliau melihatnya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata, "wahai Abu 'Umair, ada apa dengan Nughair?". Anas berkata, "(Nughair) adalah burung kecil yang dia (Abu ‘Umair) biasa bermain dengannya."... (HR. Bukhari no. 6129, 6203, dan Muslim no. 2150).


4. Tidak mengajarkan adab

Sering kali orang tua berlindung di balik kata-kata "namanya juga anak-anak” sebagai pemakluman atas kesalahan yang dilakukan anaknya. Ini mindset yang salah kaprah. Justru sejak dari masa kanak-kanak, kita harus diarahkan adab yang benar. Kebiasaan bermula sejak masa kecil. Jadi, jangan sampai orang tua membiasakan sesuatu yang buruk pada anak lalu dianggap hal biasa.


5. Memfasilitasi syahwat anak

Anak menangis sedikit, langsung dikasih gawai. Ada pula yang membelikan motor karena sayang, tapi justru membuat anak ikut geng motor. Bahkan ada beberapa orang tua yang "mengiming-imingi" anak dengan hadiah gawai agar mau masuk pondok pesantren. Tapi saat libur pondok pesantren, anak menjadikannya sebagai waktu pelampiasan bersama gawainya.


Memang benar perkataan Ibnu Qoyyim, "jika kalian mengamati kerusakan pada anak-anak, penyebab utamanya adalah orang tuanya sendiri." [Ustadz Bendri Jaisyurrahman]


Sumber: Kanal Youtube "Masjid Jogokariyan".


Foto oleh Freepik.

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
Tips Mengatasi Anak yang Suka Berbohong

29-11-2024

Pastinya kita menginginkan anak keturunan kita memiliki akhlak seperti penghuni surga yang selalu berkata jujur dan tidak suka berbohong. Pada umumnya, ada dua macam kebohongan yang sering dilakukan anak-anak, yaitu

Cara Menjaga Kesehatan Keluarga

26-11-2024

Ada tujuh hal yang harus dibangun dalam keluarga agar kesehatan mental tetap terjaga. Diantaranya adalah insight, independent, relationship, initiative, creativity, humor, dan spirituality.

Ciri-Ciri Generasi Lemah

28-10-2024

Surat An-Nisa ayat 9 merupakan peringatan bagi para orang tua yang seharusnya takut jika meninggalkan generasi yang lemah (Dzurriyyatan dhi'aafan). Kata "Dhi'aafan" berasal dari kata dasar "Dho'ifan" yang artinya lemah secara psikis.

Cara Berkomunikasi dengan Anak

17-10-2024

Akar permasalahan anak yang susah dinasehati adalah pola komunikasi yang kurang tepat dari orang tua ke anak. Lalu, bagaimana sebenarnya pola komunikasi orang tua ke anak yang tepat menurut Islam?

Long Distance Marriage dalam Islam

28-09-2024

Dalam pernikahan, sering kali ada pasangan yang dihadapkan dengan kondisi harus tinggal berjauhan atau dalam istilah kekinian disebut LDM (Long Distance Marriage). Lalu, bagaimana Islam memandang LDM?

NurHidayah.ID