Tips Agar Anak Taat
Kata kunci dari pengasuhan anak adalah ta’liful qulub (mengikat hati). Jika hati sudah terikat, maka untuk bisa taat sangatlah mudah. Seperti kata Ibnu Taimiyah, “Sesungguhnya hati itu raja, yang lain adalah prajurit. Jika hati sudah tunduk, maka yang lain akan mengekor.”
Jika ingin anak mengikuti perkataan orang tua, maka pakailah kaidah yang dipakai para ulama. “Ikat hatinya dulu sebelum diberi tahu. Beri tahu dulu sebelum diberi tugas.” Kaidah itulah yang membuat anak-anak bisa tunduk atau taat ketika keinginan mereka berbeda dengan orang tua.
Allah Ta'ala pun telah menceritakan kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam dan anaknya, Nabi Ismail ‘Alaihissalam dalam Q.S. As-Saffat: 99-113. Pada sambungan ayat tersebut, diceritakan bahwa Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam adalah seorang ayah yang jarang pulang. sekalinya pulang, Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam malah membawa golok untuk menyembelih anaknya. “Ini ayah macam apa?” Mungkin seperti itulah komentar netizen zaman now.
Dalam kisah tersebut, Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam tidak serta merta menyuruh Nabi Ismail ‘Alaihissalam menaatinya. Tapi, beliau mengawali dengan dialog untuk meminta pendapat Nabi Ismail ‘Alaihissalam, “Wahai, anakku. Sesungguhnya Allah menyuruhku untuk menyembelihmu. Bagaimana pendapatmu, nak?” Lalu jawaban Nabi Ismail ‘Alaihissalam begitu mencengangkan, “Ya, Ayah. Taatilah perintah Allah kepadaku. Mudah-mudahan Engkau mendapatiku termasuk dalam orang-orang yang sabar.”
Sayyid Qutub menjelaskan bahwa jawaban Nabi Ismail ‘Alaihissalam ini bukan jawaban yang menunjukkan ketaatan sepenuhnya. Kalau orang yang benar-benar taat, umumnya akan menjawab labbaik (aku datang) atau sami’na wa’atho’na (kami mendengar dan kami taat). Jawaban Nabi Ismail ‘Alaihissalam sebenarnya menunjukkan ketakutan dan itu manusiawi. Tapi karena ayah tercintanya yang meminta, beliau lalu memaksakan diri untuk berani mengalahkan ego dan rasa takutnya itu.
Perhatikanlah! Anak yang sering membantah perkataan orang tua, bisa jadi itu karena orang tuanya telah gagal mengikat hati anak. Inilah salah satu rahasia sukses menjadikan anak taat tanpa ancaman. Karena sejatinya taat ada dua: taat karena cinta dan taat karena terpaksa atau takut. Jika anak taat karena cinta, mereka akan menyerahkan apa pun dengan bahagia untuk orang tuanya.
Tapi jika anak taat karena terpaksa atau takut, biasanya sikap tersebut akan menimbulkan efek. Dia menjadi anak yang inferior (minder) dan tidak memiliki kepercayaan diri, lalu dia akan menyusun kekuatan dan memberontak saat dewasa nanti. Berdasarkan pengalaman Ustadz Bendri Jaisyurrahman sebagai konselor, anak yang minder ada tiga ciri: gerakannya minimalis, ekspresinya terkesan kaku, dan matanya tidak berani menatap lawan bicara.
Nah, ketiga indikator anak minder tadi bisa menjadi bahan introspeksi bagi kita sebagai orang tua. Apakah anak kita termasuk anak yang minder? Jangan-jangan anak kita minder karena ulah kita sendiri yang selalu mengancam dan menekan mereka? Menurut Ustadz Bendri Jaisyurrahman, anak yang minder seperti ini biasanya akan rentan terhadap hipnotis, perundungan (bullying), dan mudah dipengaruhi dari pihak luar.
Wahai orang tua, jadilah ayah dan ibu yang mengikat hati anak! Di luar itu semua, silahkan berkreasi sendiri dalam mengasuh dan mendidik anak. Tapi, bukan berarti kita tidak boleh tegas. Tegas dalam Islam merupakan bagian dari pengajaran. Bahkan Allah Ta’ala mengisyaratkan ketegasan setelah memberi kabar gembira kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Tidaklah Engkau diutus Muhammad, kecuali memberi kabar gembira dan peringatan”. Wallahu’alam bi shawab. [Ustadz Bendri Jaisyurrahman]
Foto oleh Didik dari Humas YNH.
Ciri-Ciri Generasi Lemah
#parenting28-10-2024
Surat An-Nisa ayat 9 merupakan peringatan bagi para orang tua yang seharusnya takut jika meninggalkan generasi yang lemah (Dzurriyyatan dhi'aafan). Kata "Dhi'aafan" berasal dari kata dasar "Dho'ifan" yang artinya lemah secara psikis.
Cara Berkomunikasi dengan Anak
#parenting17-10-2024
Akar permasalahan anak yang susah dinasehati adalah pola komunikasi yang kurang tepat dari orang tua ke anak. Lalu, bagaimana sebenarnya pola komunikasi orang tua ke anak yang tepat menurut Islam?
Long Distance Marriage dalam Islam
#parenting28-09-2024
Dalam pernikahan, sering kali ada pasangan yang dihadapkan dengan kondisi harus tinggal berjauhan atau dalam istilah kekinian disebut LDM (Long Distance Marriage). Lalu, bagaimana Islam memandang LDM?
Penyebab Perselingkuhan
#parenting25-09-2024
Di zaman modern ini, kasus perselingkuhan semakin meningkat. Pelakunya pun sudah tidak hanya dari pihak laki-laki saja, tapi juga dari pihak wanita. Apa yang salah Sebenarnya pada keluarga-keluarga modern saat ini hingga mudah berpaling dari pasangan?
Tips Agar Anak Tidak Terdampak Pasca Perceraian
#parenting29-08-2024
Paska orang tua bercerai, kondisi rumah akan berubah. Perubahan yang tidak lagi dilandasi adab-adab akan berdampak pada anak-anak. Mereka menjadi lebih sensitif, baper, mudah tersinggung, dan mudah marah. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?