Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Memahami Difabel yang Bersikap Negatif

Gambar Kosong

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

Pak Iqbal yang saya hormati. saya memiliki kerabat yang berkebutuhan khusus. Kami keluarganya ini seolah-olah selalu tampak buruk dalam pandangannya. Sementara dengan orang lain dia tak pernah bermuka masam seperti yang dilakukan dengan keluarga dekatnya.

Dengan keluarganya, dia sering merajuk dan bermuka masam jika keinginannya tidak dituruti. Padahal secara usia, sudah separuh baya. Karena tidak bisa mengurus dirinya sendiri, dia tidak berkeluarga dan diurus oleh salah satu kerabat.

Pertanyaan saya, kira-kira mengapa dia bersikap seperti itu? Apakah mungkin dia menyalahkan keluarga atas kondisi yang dialaminya? Karena menurutnya dulu ia sakit dan tidak terobati dengan tuntas sehingga kondisinya tidak bisa kembali normal seperti sediakala. Apa yang bisa kami lakukan agar tidak terpengaruh dengan sikap buruknya terhadap kami itu?

Terima kasih atas penjelasan, Pak Iqbal.

Wassalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh.

Tika, Klaten

 

Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakaatuh.

Terima kasih atas pertanyaan yang diberikan. Sayangnya saya tidak mendapatkan info persisnya apa kebutuhan khusus saudara ibu, karena ada banyak jenis kebutuhan khusus yang dialami seseorang.

Namun kondisi kebutuhan khusus yang dialami seseorang tentu saja mempengaruhi secara emosi menjadi lebih sensitif. Dari cerita ibu di atas, saya memahami bahwa kondisi khususnya berarti meminta kita memperlakukan secara khusus juga. Artinya dia perlu dipahami dan diberikan kasih sayang yang cukup pula.

Dapat dipahami bahwa kondisi berkebutuhan khususnya mungkin saja membuatnya frustasi. Hal ini kemudian berimbas ke sikap menyalahkan orang lain. Bisa juga dia menghadapi kebosanan dan kejenuhan sehingga ia berusaha mencari perhatian orang lain.

Perlu ibu pahami bahwa sikap beliau bukan berarti penilaian yang benar terhadap ibu, karena penilaiannya terjadi akibat kondisi khusus yang dia alami. Mari merespon dengan lebih bijak dan lebih berempati dengan kondisi beliau.

Pikirkanlah bahwa ibu tidak bisa bertanggung jawab atas perasaan orang lain sepenuhnya. Namun jika bersedia, ibu bisa meluangkan waktu merawatnya atau memberikan kebutuhan pribadinya sebagai perilaku suka rela dan tanpa mengharap balasnya.

Jangan baper apalagi menyamakannya dengan orang normal lainnya saat merawat mereka yang berkebutuhan khusus. Maka dari itu, perlu kesabaran dan keikhlasan. Ada baiknya ibu dan keluarga menyamakan persepsi, berdiskusi agar memiliki pemahaman yang sama. Bisa jadi dia juga mengalami kejenuhan dan kebosanan atau mungkin ada anggota keluarga yang memang kurang sabar dalam merawatnya sehingga menyinggung perasaannya.

Kita mungkin tidak bisa mengubah pribadinya karena keterbatasan yang dimiliki, namun kita bisa mengubah cara pandang kita terhadap kekurangannya. Berdamailah dengan segala kelemahan dan kekuarangannya, Insya Allah kita akan lebih ikhlas dan bahagia.

Semoga bermanfaat.


Muhammad Iqbal

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Owner Rumah Konseling

IG: @muhammadiqbalphd, youtube channel: rumah konseling official


Foto oleh wayhomestudio dari Freepik.

POSTINGAN TERBARU
Self Care Itu Penting!

23-04-2025

Self care adalah istilah yang digunakan dalam kesehatan mental mengenai praktik yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional.

Tips Bersikap pada Anak Selective Mutism

10-03-2025

Dalam ilmu psikologi, ini dinamakan Selective Mutism (SM). Ini merupakan kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mampu berbicara saat berada di lingkungan sosial yang belum familiar dengan dirinya.

Tips Menjadi Siswa Proaktif

18-02-2025

Siswa yang proaktif bukan hanya menunggu, tetapi mereka juga akan berusaha untuk mencari solusi, mengatur waktu, dan bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab mereka ya, Sobat.

Mendidik Anak Laki-Laki agar Tangguh

30-01-2025

Mendidik anak laki-laki tentu berbeda dengan mendidik anak perempuan. Anak laki-laki butuh dididik untuk menjadi orang yang tegas, meskipun ada sisi kelembutan yang tetap harus dimiliki anak laki-laki, tanggung jawab, struggle mencari nafkah, dan hal-hal yang berkaitan dengan qowwam laki-laki.

Second Account: Berbahayakah?

16-12-2024

Fenomena second account belakangan ini memang cukup menarik perhatian, terutama Generasi Z seperti kalian. Mengapa fenomena ini terjadi? Ternyata tekanan untuk menampilkan citra diri yang sempurna di media sosial kerap menjadi salah satu alasan.

NurHidayah.ID