Selamat Datang di Laman Resmi Yayasan Nur Hidayah Surakarta

Solusi Anak Susah Diatur & Sering Membantah

Gambar Kosong

Banyak orang tua yang mengeluhkan sikap anak-anaknya yang susah diatur dan sering membantah. Ketika melakukan kesalahan dan ditegur, mereka justru membantah dengan argumen-argumennya sendiri.


Jika kasusnya seperti ini, hal pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah perlunya mengingat masa lalu (flash back) di masa kecil anak-anak, terutama masa 0-7 tahun. Biasanya, anak-anak yang seperti ini memiliki luka pengasuhan di masa kecilnya.


Jika orang tua sudah menemukan luka pengasuhan di masa kecil anak-anaknya, mau tidak mau orang tua harus membasuh luka tersebut. Luka pengasuhan tidak bisa disembuhkan total 100%, tapi hanya bisa dibasuh. Jadi, orang tua harus kembali membangun image positif di hati anak-anak agar menjadi sosok yang diidolakan mereka.


Pertama, orang tua perlu menganalisa sejauh mana luka pengasuhan yang tertoreh pada hati anak-anak. Apakah luka pengasuhan ini sampai menimbulkan trauma? Jika sampai trauma, analisis lagi sejauh mana traumanya. Apakah trauma ini sampai menimbulkan kebencian yang mendalam pada orang tua?


Bila sudah ditemukan seberapa dalam lukanya, orang tua dan anak-anak perlu bicara empat mata, dari hati ke hati. Jika yang menorehkan luka pengasuhan ini hanya salah satu orang tuanya, entah ibu atau ayahnya, maka yang memberikan luka perlu meminta bantuan pasangannya untuk menjadi jembatan atau katalisator kepada anak-anak. Jika ayah yang menorehkan luka, maka ibu harus menjadi jembatan komunikasi antara ayah dan anak-anak. Ibu harus selalu menceritakan kebaikan-kebaikan ayahnya kepada anak. Misalnya seperti "Masya Allah, Nak. Ayahmu itu baik banget. Ayahmu tiba-tiba kirimin Mama mobil Alphard Vellfire. Padahal, kan, Mama mintanya cuma Honda Jazz".


Jika kedua orang tuanya pernah menorehkan luka pengasuhan, berarti keduanya (ayah dan ibu) harus saling bekerja sama menjadi jembatan ke anak-anak. Ayah dan ibu harus saling menceritakan kebaikan masing-masing di hadapan anak-anak mereka.


Setelah tahapan membangun image positif ini sukses, barulah orang tua mulai masuk ke jiwa anak-anak dengan menunjukkan perubahan sikap pada mereka. Ubah sikap-sikap negatif yang dulu membuat mereka terluka menjadi sikap-sikap positif.


Bisa jadi sikap-sikap kita yang melukai anak-anak merupakan warisan dari orang tua kita dulu. Ingat, ada warisan selain harta dan hutang yang kita dapat dari orang tua kita yaitu kemarahan. Mari kita menjadi generasi pemutus rantai kemarahan ini! Teruslah belajar mengendalikan diri. Jika perlu, mintalah bantuan konsultan profesional agar kemarahan itu tidak menurun lagi ke anak kita! [Bendri Jaisyurrahman]


Sumber: Kanal Youtube "Fatherman".


Foto dari Freepik.

Tags: #parenting
POSTINGAN TERBARU
Adab Pertama yang Diajarkan ke Anak

21-04-2025

Mengenai persoalan adab ini, konselor parenting dan keluarga, Ustad Bendri Jaisyurrahman menjelaskan bahwa orang tua bisa mengawali pengajaran mulai dari adab terhadap Sang Pencipta, Allah Ta’ala.

Dukungan Suami pada Istri

20-04-2025

Sebenarnya, para ibu yang stres ini hanya butuh dukungan dari suaminya. Bagaimana bentuk dukungan suami pada istrinya? Mari kita lihat sikap teladan kita, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang selalu memberikan dukungan kepada istrinya melalui:

Ketika Pasangan Tak Sesuai Harapan

15-03-2025

Banyak orang yang mendapatkan pasangan yang tidak sesuai ekspektasi sebelum menjelang pernikahan. Inilah yang membuat seseorang berada dalam kebimbangan, apakah tetap bertahan atau berpisah?

Keahlian Ibu yang Memikat Hati Anak

14-03-2025

Seorang ibu pastinya ingin dekat dengan anak-anaknya dan selalu dirindukan oleh mereka. Tapi bagaimana caranya?

Tips Menjadi Ibu yang Nyaman Bagi Anak

13-02-2025

Seorang anak pasti ingin memiliki ibu yang memberikan kenyamanan. Ibu yang selalu ada untuk anak dan siap mendengar keluh kesahnya sehingga rumah menjadi tempat paling tenang bagi anak.

NurHidayah.ID